EmitenNews.com - PT Arkora Hydro Tbk (ARKO) berencana melakukan penawaran umum perdana saham (IPO) sebanyak-banyaknya 579,9 juta lembar, dengan harga penawaran awal sekitar Rp286-Rp310 per saham.


Berdasarkan Prospektus IPO ARKO yang dipublikasi di Jakarta, Senin (20/6) total saham IPO tersebut setara dengan 20 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh perseroan, dengan nilai nominal Rp25 per saham.


Dengan penetapan harga penawaran awal berkisar Rp286-310 per saham, maka jumlah penghimpunan dana melalui aksi korporasi ini sekitar Rp165,85 miliar sampai Rp179,77 miliar. Manajemen ARKO telah menunjuk dua penjamin pelaksana emisi Efek, yakni PT Lotus Andalan Sekuritas dan PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia.


Arkora Hydro juga berencana melakukan program Employee Stock Allocation (ESA) dengan mengalokasikan saham sebanyak-banyaknya 10 persen dari jumlah saham yang ditawarkan dalam IPO atau maksimal 57,99 juta lembar.


Manajemen Arkora Hydro menyampaikan, apabila terjadi kelebihan pemesanan pada penjatahan terpusat, maka perseroan akan mengeluarkan sebanyak-banyaknya 77,32 juta saham biasa atau setara dengan 2,59 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh perseroan setelah IPO.


Rencananya, dana hasil IPO setelah dikurangi biaya-biaya emisi akan digunakan untuk penyertaan modal ke anak usaha sebesar 63 persen, sedangkan sisanya akan digunakan untuk membayar utang kepada ACEI Singapore Holding Private Ltd.


Manajemen ARKO dan para penjamin pelaksana emisi Efek berharap rencana IPO ini bisa mendapatkan pernyataan efektif dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 30 Juni 2020. Adapun masa penawaran awal berlangsung mulai hari ini hingga 28 Juni 2022.


Sementara itu, masa penawaran umum dijadwalkan pada 4-6 Juli 2022, penjatahan pada 6 Juli 2022 dan pendistribusian saham secara elektronik (Tanggal Emisi) diharapkan bisa dilakukan pada 7 Juli 2022. Sehingga, pencatatan saham ARKO di Bursa Efek Indonesia (BEI) bisa dilaksanakan pada 8 Juli 2022.