"Melalui pengeluaran saham baru tersebut, perseroan akan memperoleh dana USD100 juta atau Rp1,53 triliun," kata manajemen, menurut keterbukaan informasi, Selasa (3/10/2023).

 

Amblesnya saham GOTO terjadi di tengah rencana perseroan yang akan melakukan Penambahan Modal dengan Tanpa Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (PMHMETD) atau  private placement , dengan menerbitkan 17,04 miliar saham baru.

 

Berdasarkan keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI) kemarin, penerbitan saham baru yang dilakukan GOTO membuat total saham ditempatkan dan disetor penuh setelah  private placement  mencapai 1,2 triliun lembar.

 

Dalam aksi korporasi tersebut, International Finance Corporation (IFC), bagian dari World Bank Group menjadi investor. Tidak hanya IFC, ada pula firma investasi asal AS yaitu Franke & Company yang akan menjadi investor GOTO.

 

Mengacu pada dokumen siaran pers yang dipublikasikan perseroan, IFC akan menggelontorkan dana sebesar US$ 125 juta, sedangkan sisanya US$ 25 juta didapat dari Franke & Company.

 

Investasi dari lembaga pembangunan global terbesar dengan fokus pada sektor swasta di pasar negara berkembang ini dilakukan dengan tujuan mendorong inklusi keuangan dan keberlanjutan di Indonesia.

 

Direktur Utama Grup GoTo, Patrick Walujo, mengatakan kesepakatan yang diumumkan pada Selasa pekan lalu menegaskan komitmen bersama dalam memperluas manfaat ekonomi digital dan menjawab tantangan perubahan iklim.

 

Investasi strategis IFC di GoTo juga merefleksikan visi bersama dalam meningkatkan akses dan peluang di Indonesia. Hal ini juga menegaskan posisi terdepan GoTo dalam praktik lingkungan, sosial, dan tata kelola (LST) di kawasan ini, serta reputasi global IFC sebagai pendukung praktik terbaik LST.