EmitenNews.com - HK Metals Utama (HKMU) menyambut positif rencana Pemerintah menyetop ekspor perdagangan bahan-bahan mentah, termasuk bauksit ke luar negeri secara bertahap. Dukungan itu, diharap segera terwujud dalam waktu dekat. Dengan begitu, industri aluminium dapat pulih.


”Rencana itu, salah satu bentuk dukungan nyata pemerintah terhadap pelaku industri manufaktur, khususnya aluminium cukup terpukul Covid-19,” tutur Jodi Pujiyono, Direktur sekaligus Sekretaris Perusahaan HK Metals, Senin (29/11).


Sekadar informasi, bauksit merupakan bahan dasar pembuatan aluminium, berpengaruh signifikan terhadap proses bisnis HK Metals melalui anak usaha Handal Aluminium Sukses (HAS). Maklum, HAS bergerak bidang manufaktur aluminium ekstrusi. Nah, menyusul penghentian ekspor bauksit, dan pengolahan bahan mentah menjadi bahan setengah jadi, akan memberi pertumbuhan ekonomi lebih tinggi. Itu juga akan berdampak positif terhadap pelaku industri aluminium.


Selama dua tahun terakhir, industri aluminium mengalami tekanan. Selain penurunan permintaan industri aluminium, juga tertekan kenaikan harga bahan baku aluminium ingot. Sejak awal kuartal II-2020, harga di bursa berjangka London Metal Exchange (LME) berkisar USD1.400 per ton metrik, dan terus menanjak menyentuh USD3.000 per ton metrik kuartal III-2021. ”Kami lakukan program transformasi untuk bertahan. Kami bersyukur bisa melewati masa sulit, dan menumbuhkan optimisme menghadapi tantangan ke depan,” imbuh Jodi.


Menilik data produksi ke belakang, kinerja HAS menunjukkan hasil cukup baik. Total produksi HAS pada 2019 mencapai 5.314 ton, tahun 2020 mencatat peningkatan produksi 6.150 ton. Pada 2021 sedikit menurun, tetapi diharap target produksi dapat mencapai 5.700 ton penghujung tahun ini. (*)