EmitenNews.com - PT Pertamina (Persero) melalui afiliasinya PT Pertamina Geothermal Energy (PGE) selama pandemi Covid-19 berhasil memproduksi setara listrik 4.618 gigawatt hours (GWh). Lebih tinggi 14 persen dari target semula 4.045 GWh.


Realisasi tercapai di atas target karena pembangkitan dan penyerapan optimal pada sejumlah area PGE. Selain menjaga pasokan listrik dari pembangkit, PGE juga mengkaji dalam meningkatkan kapasitas terpasang panas bumi untuk pembangkitan energi listrik. 


Area menjadi fokus awal kajian itu, yaitu Area Ulubelu (Lampung), dan Area Lahendong (Sulawesi Utara). ”Kami berharap kajian memberi hasil positif untuk pengembangan panas bumi di Indonesia,” tutur Direktur Utama PGE Ahmad Yuniarto, Selasa (16/3).


Sebagai salah satu pengembang panas bumi dengan kontribusi 88 persen dari total kapasitas terpasang panas bumi di Indonesia, PGE berkomitmen meningkatkan Energi Baru Terbarukan (EBT) dalam bauran energi (energy mix) nasional menjadi 23 persen pada 2025, khususnya dari energi panas bumi.


Saat ini, PGE mengelola 15 Wilayah Kerja Panas Bumi. Di mana, dalam wilayah kerja itu, telah terbangkitkan listrik panas bumi 1.877 megawatt (MW). Terdiri dari 672 MW dioperasikan secara mandiri, dan 1205 MW dikelola melalui Kontrak Operasi Bersama.


Kapasitas terpasang panas bumi wilayah kerja PGE itu, berkontribusi sekitar 88 persen dari total kapasitas terpasang panas bumi di Indonesia, dengan potensi pengurangan emisi CO2 sekitar 9,5 juta ton CO2 per tahun. (abm)