EmitenNews.com -Keluarga Alumni Universitas Gadjah Mada - Master of Business Administration (KAGAMA-MBA) sukses menyelenggarakan seminar bertajuk “Implementasi Prinsip Ekonomi Hijau untuk Pertumbuhan Berkelanjutan Menuju Indonesia Emas 2045”. Acara ini berlangsung di Grand Ballroom Lantai 6, Menara BNI Pejompongan, Jakarta, dan dihadiri oleh tokoh-tokoh terkemuka dari berbagai sektor industri, profesional, akademisi, dan pemerintah.

Seminar ini bertujuan untuk menggali solusi inovatif dalam penerapan ekonomi hijau guna mencapai visi Indonesia Emas 2045. Seminar ini sekaligus menjadi momen spesial bagi KAGAMA-MBA, yang juga meluncurkan logo baru sebagai simbol semangat baru dan komitmen berkelanjutan organisasi tersebut.

Acara diawali dengan sambutan hangat dari Ketua Umum KAGAMA-MBA Tri Andayani S.E., M.M. yang menegaskan pentingnya transformasi menuju ekonomi hijau. “Kita semua memiliki tanggung jawab untuk menjaga keberlanjutan lingkungan sekaligus mendorong pertumbuhan ekonomi. Prinsip ekonomi hijau adalah solusi yang memungkinkan kita untuk mencapai kedua tujuan tersebut secara bersamaan,” ujarnya.

Sambutan juga disampaikan oleh Mucharom S.E., M.M. selaku Direktur Human Capital dan Compliance BNI yang menyampaikan kebanggaannya bisa menjadi bagian penting dari terselenggaranya acara seminar ini, “Kami selalu merespon positif pembahasan penting terkait isu global, termasuk seminar yang diselenggarakan oleh KAGAMA-MBA saat ini, semoga dukungan dari BNI semakin mempererat hubungan dengan KAGAMA-MBA dan seluruh alumni UGM pada umumnya”.

Pada sesi Keynote Speaker yang inspiratif disampaikan oleh Dirgayuza Setiawan, M.Sc. editor buku "Strategi Transformasi Bangsa" yaitu salah satu buku dari Presiden Prabowo Subianto. Dalam paparannya, Dirgayuza menekankan bahwa untuk mencapai visi Indonesia Emas 2045, Indonesia harus fokus pada keberlanjutan dan efisiensi dalam penggunaan sumber daya alam. “Kita tidak bisa hanya fokus pada pertumbuhan ekonomi yang cepat, tetapi juga harus memperhatikan dampak jangka panjang terhadap lingkungan,” tegasnya.

Acara ini semakin lengkap dengan kehadiran beberapa narasumber penting dalam sesi diskusi panel, yaitu Wono Budi Tjahyono, S.P., MBA. selaku Direktur Keuangan Pupuk Indonesia, Warsono, S.T., S.Mn., M.Phil., IPU selaku Executive Vice President Perencanaan Sistem Ketenagalistrikan PLN, dan Maya Lynn, BC., LLM., MBA. selaku Chairperson Generasi Energi Bersih. Ketiga narasumber memberikan presentasi yang menyoroti pentingnya kolaborasi lintas sektor dalam mendukung implementasi prinsip ekonomi hijau di Indonesia. 

Diskusi panel yang dimoderatori oleh Prof. Dr. Eduardus Tandelilin, MBA., selaku Direktur MBA UGM Kampus Jakarta ini, berhasil mengupas tuntas berbagai tantangan dan peluang dalam implementasi ekonomi hijau di Indonesia. Panelis sepakat bahwa penerapan prinsip-prinsip ekonomi hijau bukan hanya penting untuk pelestarian lingkungan, tetapi juga sebagai strategi bisnis yang dapat meningkatkan daya saing industri nasional. Para peserta seminar menunjukkan antusiasme yang tinggi selama sesi tanya jawab, terkait langkah konkret yang dapat diambil oleh sektor bisnis dan pemerintah untuk mendorong ekonomi hijau.

Dalam kesempatan ini, KAGAMA-MBA juga memperkenalkan logo baru mereka sebagai simbol transformasi dan semangat baru untuk menghadapi tantangan masa depan. Logo ini diharapkan dapat mencerminkan nilai-nilai kolaborasi, inovasi, dan keberlanjutan yang diusung oleh organisasi.

Di akhir acara, Tri Andayani juga menyampaikan kepada awak media, harapannya agar seminar ini menjadi langkah awal dalam gerakan bersama menuju Indonesia yang lebih hijau dan berkelanjutan. “Semoga hasil diskusi kita hari ini bisa menjadi rekomendasi yang dapat diterapkan oleh berbagai sektor untuk mendukung tercapainya Indonesia Emas 2045,” ucapnya penuh optimisme.

Seminar KAGAMA-MBA kali ini berhasil menjadi ajang inspiratif yang mengedukasi sekaligus mendorong aksi nyata dalam penerapan ekonomi hijau di Indonesia. Dengan sinergi dari berbagai pihak, harapannya, Indonesia dapat mencapai keseimbangan antara pertumbuhan ekonomi dan kelestarian lingkungan, mewujudkan cita-cita Indonesia Emas 2045 yang lebih inklusif dan berkelanjutan.