EmitenNews.com - PT Ramayana Lestari (RALS) mendapat restu buyback maksimal 360 juta saham. Angka itu setara maksimal 5 persen dari modal disetor perseroan. Dan, perseroan telah menyediakan dana taktis Rp200 miliar.


Keputusan itu, telah dipatenkan dalam rapat umum pemegang saham luar biasa pada Senin, 29 Agustus 2022 pukul 10.00 WIB. Setelah mendapat stempel investor, rencana tersebut akan dilaksanakan dalam tempo paling lama 18 bulan. Per Juni 2022, Ramayana telah memiliki saham treasuri hasil buyback periode sebelumnya 821.396.000 alias 821,39 juta lembar saham atau 11,58 persen dari total saham. 


Perseroan masih belum menentukan penggunaan saham hasil buyback tersebut, dan tengah mempertimbangkan beberapa opsi sesuai peraturan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) baik dijual di bursa efek maupun di luar bursa efek, ditarik kembali dengan cara pengurangan modal, pelaksanaan program kepemilikan saham oleh karyawan, pelaksanaan konversi efek bersifat ekuitas, atau cara lain dengan persetujuan OJK. 


Ramayana berkeyakinan pelaksanaan rencana itu, tidak akan mempengaruhi pembiayaan kegiatan usaha. Itu mengingat perseroan mempunyai modal kerja, arus kas cukup, dan memadai untuk mengeksekusi rencana termasuk pembiayaan kegiatan usaha.


Apalagi, tahun lalu Ramayana mentabulasi keuntungan. Dan, direksi perseroan telah sukses memelihara kecukupan likuiditas. Oleh karena itu, perseroan meningkatkan nilai pemegang saham dengan mengembalikan kelebihan arus kas kepada para pemegang saham melalui pelaksanaan buyback. Persetujuan buyback akan memberi fleksibilitas lebih besar dalam mengelola modal untuk mencapai struktur permodalan lebih efisien. 


Sekadar informasi, paruh pertama 2022, Ramayana mencatat penjualan Rp3,02 triliun, atau naik 10,7 persen dibanding periode sama tahun lalu Rp2,73 triliun. Kenaikan itu, melanjutkan tren kenaikan penjualan kuartal pertama, dengan penjualan kuartal kedua 2022 sebesar Rp2,06 triliun, naik 5,3 persen dibanding penjualan kuartal kedua tahun lalu. 


Kenaikan penjualan berbanding lurus dengan pertumbuhan laba kotor. Laba kotor Rp917,6 miliar dengan marjin 30,3 persen. Jumlah itu lebih tinggi 20,2 persen dibanding periode sama tahun lalu Rp763,7 miliar, atau marjin laba kotor 27,9 persen. Perseroan sukses mengontrol biaya secara ketat. Di mana, total biaya operasional turun 6,6 persen menjadi Rp614,2 miliar dari periode sama Rp657,7 miliar.


Dengan kenaikan penjualan, laba kotor, dan kontrol biaya ketat, perseroan mencatat laba usaha Rp310,5 miliar, naik 153,2 persen dibanding edisi sama tahun lalu Rp122,7 miliar. Ini mencerminkan marjin laba operasi 10,3 persen dari penjualan semester pertama 2022. Total laba bersih Rp286,0 miliar atau setara dengan 9,5 persen dari total penjualan, naik 107,5 persen dibanding periode sama tahun lalu Rp137,8 miliar. (*)