EmitenNews.com - Plt. Direktur Jenderal Perlindungan Konsumen dan Tertib Niaga (PKTN) Moga Simatupang menegaskan akan terus melakukan pengawasan terhadap kegiatan impor pakaian bekas. Selain pengawasan langsung ke lapangan dan pemusnahan pakaian bekas asal impor.


Kementerian Perdagangan melalui Ditjen PKTN melakukan patroli siber dan telah menghapus (takedown) 64.583 tautan berisi konten penjualan pakaian bekas asal impor melalui platform niaga elektronik (e-commerce).


"Berdasarkan patroli siber yang dilakukan sejak Maret 2023, Kementerian Perdagangan telah bekerja sama dengan beberapa lokapasar (marketplace) buntuk menghapus 64.497 iklan penjualan pakaian bekas asal impor secara elektronik," jelas Moga.

Selain itu, juga berkoordinasi dengan Kementerian Komunikasi dan Informatika untuk menghapus 81 iklan elektronik melalui social commerce, seperti Facebook dan Instagram. Di samping itu, memblokir 5 situs ritel daring yang menjual pakaian bekas asal impor.


Lebih lanjut,28 ribu tautan dihapus dari Tokopedia, 6.468 tautan dari Bukalapak, 370 tautan dari Blibli, 28.462 tautan dari Shopee, 300 tautan dari Lazada, dan 3.897 tautan dari TikTok Shop.Selanjutnya, 31 tautan dari Facebook, 23 tautan dari Instagram, dan 27 tautan dari TikTok Shop.


Moga juga merincisitus ritel daring yang dihapus, meliputi Sophiest Thrift (https://distributorbalimport.com/), Trans Fashion Batam (https://transfashionindo.com/about-us/), Ball Media ID (https://ballmediaid.com/kontak-kami/), Nice Thrift dan Bal Segel Import (https://ballimportterbaik.wordpress.com/), dan Kyra Ball Import (https://kyraballimport.wordpress.com/).


Moga menekankan, pelaku usaha yang melakukan pengiklanan dan penjualan pakaian bekas asalimpor melalui sistem elektronik telah melanggar ketentuan larangan periklanan sebagaimana diatur dalam Pasal 80 jo. Pasal 35 PP Nomor80 Tahun 2019 tentang Perdagangan Melalui Sistem Elektronik.


Selain itu, melanggar Pasal 47 jo. Pasal 18 Peraturan Menteri PerdaganganNomor50 Tahun 2020 tentang Ketentuan Perizinan Berusaha, Periklanan, Pembinaan, dan Pengawasan Pelaku Usaha Dalam Perdagangan Melalui Sistem Elektronik.


Moga juga meminta agar para pelaku usaha e-commercetidak menjual maupun mengiklankan pakaian bekas asal impor.


"Para pelaku usaha pada platform niaga-el wajib memastikaniklan produknya tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan terkait pengiklanan dan larangan penjualan pakaian bekas asal impor,"tegasnya.(*)