EmitenNews.com - Indeks saham di Asia sore ini Rabu (10/11) ditutup melemah setelah data ekonomi Tiongkok memicu kekhawatiran atas tekanan inflasi yang dihadapi ekonomi global. Bursa Efek Indonesia (BEI) termasuk yang selamat dengan IHSG menguat +13.22 poin (+0.20%) ke level 6.683,15 didorong sektor teknologi dan industri yang masing-masing terangkat +67.32 dan +15.15 poin.


"Sektor properti Tiongkok juga turut menekan sentimen dengan anjloknya harga saham perusahaan properti Fantasia Holdings Group dan China Evergrande Group yang kembali harus melakukan pembayaran kupon surat utang," ulas analis Phillip Sekuritas, Dustin Dana Pramitha.


Indeks Harga Konsumen (IHK) atau Consumer Price Index (CPI) naik 1.5% (Y/Y) di bulan Oktober, dua kali lipat dari kenaikan 0.7% (Y/Y) di bulan September. Ini adalah tingkat inflasi tertinggi dalam 13 bulan terakhir yang didorong oleh lonjakan harga makanan dan bahan bakar.


Lebih lanjut, Indeks Harga Produsen (IHP) atau Producer Price Index (PPI) lompat 13.5% (Y/Y) di bulan Oktober, tertinggi dalam 26 tahun. "Kenaikan ini memicu kekhawatiran bahwa tekanan harga mungkin dapat membatasi kemampuan bank sentral (PBOC) untuk melakukan penyesuaian pada kebijakan untuk menopang pertumbuhan," tambah Dustin.


Lonjakan PPI Tiongkok disebabkan oleh mahalnya biaya impor dan ketatnya pasokan domestik untuk berbagai bahan mentah dan bahan energi.


Investor menantikan riolis data inflasi (CPI) AS nanti malam yang diprediksi akan memperlihatkan laju inflasi tercepat sejak Desember 1990.


"Investor menilai risiko utama bagi pasar saham global adalah akselerasi pengetatan kebijakan moneter sebagai akibat dari tekanan harga yang berlangsung lebih lama," jelas Dustin.


Presiden Federal Reserve San Fransisco Mary Daly memeberi indikasi lonjakan inflasi akan mereda tahun depan seiring dengan pulihnya rantai pasok dari gangguan yang berhubungan dengan pandemik.


Presiden Federal Reserve St. Louis James Bullard memberi perhatian khusus pada kemampuan korporasi dalam menentukan harga dan mempertegas pandangannya bahwa ada 2 kenaikan suku bunga acuan di tahun 2022.


Statistik
IHSG: 6,683.15 | +13.22 poin |(+0.20%)
Volume (Shares) : 19.9 Billion
Total Value (IDR) : 11.3 Trillion
Market Cap (IDR) : 8,233.7 Trillion
Foreign Net BUY (RG): IDR 368.8 Billion
Saham naik : 229
Saham turun : 273


Sektor Pendorong Indeks:
Teknologi : +67.32 poin
Perindustrian : +15.15 poin
Transportasi & Logistik : +8.87 poin


Top Gainers:
DSSA : 48,500| +7,700| +18.87%
PTSP : 5,775| +1,115| +23.93%
FISH : 8,175| +625| +8.28%
LPPF : 4,160| +360| +9.47%
ASII : 6,175| +325| +5.56%


Top Losers:
UNTR : 22,550| -500| -2.17%
ITMG : 22,275| -400| -1.76%
DCII : 45,600| -400| -0.87%
SMAR : 4,690| -300| -6.01%
ARTO : 16,425| -300| -1.79%.(fj)