EmitenNews.com - Indeks saham di Asia pagi ini Senin (22/11) dibuka variatif (mixed) dengan kecenderungan turun di tengah meningkatnya tekanan dari pandemik Covid-19 dan prospek penarikan (tapering) paket stimulus moneter oleh bank sentral AS (Federal Reserve).


Sepanjang minggu lalu indeks saham utama di Wall Street bergerak variatif (mixed) dengan DJIA merosot 0.74% dan mencatatkan penurunan keempat dalam lima minggu terakhir. Sementara S&P 500 menyusut 0.14%, NASDAQ naik 0.4% dan ditutup di atas 16,000 untuk pertama kali dalam sejarah.


Di pasar obligasi, imbal hasil (yield) surat utang Pemerintah AS (US Treasury note) bertenor 10 tahun turun menjadi 1.545% dari 1.586% pada hari Kamis karena investor menantikan pengumuman siapa yang akan terpilih menjadi ketua Federal Reserve.


"Ketakutan mengenai penularan virus Covid-19 kembali muncul setelah Austria pada hari Jumat mengumumkan akan memberlakukan Lockdown secara nasional yang ke 4 mulai hari Senin ini dan kemungkinan bahwa Jerman juga akan segera memberlakukan kebijakan yang serupa," kata analis Phillip Sekuritas, Dustin Dana Pramitha. Di Belanda, restoran, toko dan bar bahkan sudah diperintahkan untuk tutup lebih awal.


Dari sisi geopolitik, investor memantau perkembangan dari ketegangan antara Rusia dan Ukrania. Intelijen AS mendeteksi konsentrasi pasukan dan artilieri Rusia yang bersiap memasuki wilayah Ukrania dari beberapa titik lokasi jika Presiden Putin memutuskan untuk menginvasi Ukrania.


Di pasar komoditas, harga minyak mentah akhir pekan lalu turun tajam setelah Jepang mengatakan sedang mempertimbangkan melepas cadangan strategis minyaknya. Selain itu, gelombang terkini penularan virus Covid-19 di Eropa dapat memangkas pertumbuhan permintaan minyak mentah.


"Hari ini, investor di Asia mendapat kesempatan untuk bereaksi atas pengumuman Pemerintah Jepang untuk meluncurkan paket belanja senilai JPY55.7 triliun (USD490 miliar) untuk membantu ekonomi pulih dari hantaman pandemik Covid-19," kata Dustin.


Langkah Pemerintah Jepang ini berlawanan dengan trend global yang menuju pada penarikan kebijakan stimulus masa krisis dan tentunya akan menambah beban keuangan bagi Pemerintah Jepang karena nilainya setara dengan lebih dari 10% PDB riil Jepang. Nilai dari paket stimulus ini jauh lebih besar dari estimasi pasar yang hanya sekitar JPY30-40 triliun


Untuk perdagangan di BEI hari ini, Phillip Sekuritas memprediksi IHSG cenderung melemah tipis dengan support-resistance di rentang 6.675-6.743. Adapun saham yang direkomendasikan teknikalnya sebagai berikut.


AGII
Short Term Trend : Bearish
Medium Term Trend : Bearish
Trade Buy : 1,500
Target Price 1 : 1,550
Target Price 2 : 1,590
Stop Loss : 1,445


BNGA
Short Term Trend : Bearish
Medium Term Trend : Bullish
Trade Buy : 1,040
Target Price 1 : 1,070
Target Price 2 : 1,085
Stop Loss : 1,020


IMJS
Short Term Trend : Bearish
Medium Term Trend : Bearish
Trade Buy : 466
Target Price 1 : 486
Target Price 2 : 496
Stop Loss : 452


CARE
Short Term Trend : Bearish
Medium Term Trend : Bullish
Trade Buy : 480
Target Price 1 : 496
Target Price 2 : 515
Stop Loss : 466.(fj)