Keuangan dan Saham Ambrol, Indo Tambangraya (ITMG) Genjot Produksi
alat berat sedang melakukan aktivitas produksi di tambang Indo Tambangraya Megah (ITMG). Dok/EmitenNews
EmitenNews.com - Indo Tambangraya Megah (ITMG) menargetkan penjualan 24,9-25,6 juta ton batu bara sepanjang 2024. Proyeksi itu, melesat 19,1-22,48 persen dibanding hasil penjualan 2023 tercatat 20,9 juta ton.
Sebagai gambaran awal, saham ITMG pada perdagangan kemarin merosot 0,66 persen atau 175 poin ke level Rp26.200 per lembar. Koreksi tersebut sama dengan periode 2 bulan sejak awal 2024. Namun, enam bulan terakhir, saham ITMG turun 10,27 persen atau 3.000 poin dari level Rp29.200 pada 1 September 2023.
Lebih jauh, sejak 2 Maret 2023 saham ITMG sudah terkoreksi hingga 31,05 persen atau 11.800 poin meninggalkan level 38.000 per saham. ITMG sepanjang 2023 mencatat laba bersih senilai USD500,33 juta. Longsor 58,30 persen dibanding periode sama 2022 terkumpul USD1,20 miliar.
Laba per saham dasar turun menjadi USD0,44 per lembar dari sebelumnya USD1,07 per lembar. Biang keladi penurunan itu, tersebab harga jual rata-rata batu bara alias average selling price (ASP) mengalami erosi secara signifikan. Harga jual rata-rata batu bara ITMG turun 41 persen menjadi USD113 per ton.
Harga itu cukup jauh bila dikomparasikan dengan ASP batu bara pada 2022 mencapai USD192 per ton. So, dari sini dapat dipastikan, pendapatan bersih perseroan melepuh 35 persen menjadi USD2,37 miliar dari sebelumnya USD3,63 miliar.
Ironisnya, penurunan pendapatan itu, terjadi di tengah produksi batu bara, dan volume penjualan ITMG meningkat. Pencapaian itu ditopang target volume produksi 19,5-20,2 juta ton. “Selain produksi, kami juga akan menjual 5 juta ton dari pihak ketiga,” tutur Yulius Kurniawan Gozali, Direktur ITMG, di Jakarta, Kamis (29/2).
Ia menambahkan, 39 persen dari target penjualan batu bara telah ditetapkan dengan harga jual dengan kisaran USD90 per ton. Sedangkan sisanya, 6 persen dari target penjualan mengacu pada indek, dan sisanya harga jual belum ditetapkan.
“Kalau melihat trennya, harga rata-rata batu bara berada di kisaran ini,“ kata dia sambil menunjuk angka USD95 juta ASP ITMG dan The Newcastle Export Index yang berada di kisaran USD145,6 per ton.
Yulius melanjutkan, perseroan menganggarkan belanja modal senilai USD96,5 juta untuk sepanjang tahun 2024. “Nilai belanja modal untuk sektor batu bara itu setara dengan 68 persen dari total anggaran belanja modal tahun 2024,” jelas dia.
Sedangkan di tahun 2023 lalu, ITMG melaporkan total volume produksi 16,9 juta ton, atau lebih tinggi 1 persen dari capaian produksi tahun sebelumnya (2022). Kinerja positif pada volume produksi juga diikuti total volume penjualan mencapai 20,9 juta ton, atau naik 11 persen.
Di tengah penurunan harga jual batu bara signifikan, ITMG membukukan pendapatan USD2.374 juta dengan laba kotor perusahaan pada 2023 tercatat USD743 juta, dan marjin laba kotor 31 persen. Sementara laba bersih pada periode tersebut, tercatat USD500 juta. (*)
Related News
Timah (TINS) Paparkan Kinerja Kuartal III 2024, Ini Detailnya
RMK Energy (RMKE) Tingkatkan Volume Jasa dan Penjualan Batu Bara
Golden Eagle (SMMT) Targetkan Penjualan Rp561,3M Tahun Ini
BEI Buka Gembok Saham KLIN Setelah Tiga Pekan Kena Suspensi
Entitas Lautan Luas (LTLS) Raih Fasilitasi Pembiayaan Rp40M
SGER Amankan Lagi Kontrak Pasok Batu Bara ke Vietnam Rp705M