Konsisten Menguat, IHSG Menuju Level 7.670
Seseorang berjalan di bagian teras depan gedung Bursa Efek Indonesia. FOTO - ISTIMEWA
EmitenNews.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali ditutup menguat 0,94 persen menjadi 7.614. Penguatan indeks antara lain dipicu sentimen positif kesepakatan dagang Amerika Serikat (AS)-Uni Eropa, dan earning season kuartal II 2025.
Sektor infrastruktur membukukan penguatan terbesar, sedang sektor kesehatan menjadi satu-satunya sektor melakoni koreksi. Indeks bursa Asia ditutup mixed di tengah penantian investor akan hasil negosiasi dagang antara AS dan Tiongkok.
Secara teknikal, indeks dibuka menguat, dan membentuk gap. Namun, penutupan indeks berada di bawah level pembukaan meski masih menguat dibanding perdagangan hari sebelumnya. So, indeks berpotensi membentuk pola shooting star, didukung peningkatan volume jual pada area overbought.
Kondisi itu, menunjukkan tekanan jual mulai muncul, namun belum ada indikasi reversal, dan belum mengubah tren bullish. Adanya gap down sekitar level 7.550-7.568, membuat indeks rentan pullback jangka pendek pada kisaran level 7.550-7.600 di tengah kondisi overbought.
Investor AS menanti data S&P/Case-Shiller Home Price Mei 2025 diperkirakan 2,9 persen YoY dari April 2025 di kisaran 3,4 persen YoY. Dan data JOLTs Openings Juni 2025 diprediksi turun menjadi 7,35 juta dari edisi Mei 2025 di level 7,769 juta.
Berdasar data itu, Phintraco Sekuritas menyarankan pelaku pasar untuk mengoleksi sejumlah saham berikut. Yaitu, Bank Negara Indonesia (BBNI), Merdeka Battery (MBMA), Sentul City (BKSL), Merdeka Copper Gold (MDKA), dan Tjiwi Kimia (TKIM). (*)
Related News
Menperin: Seluruh Kebutuhan Haji/Umroh Bisa Dipenuhi Industri Nasional
SUPA Masuk Top Gainer, IHSG Menguat di 8.715 pada Sesi I (17/12)
Kendalikan Banjir Jabodetabek, Pembangunan Tanggul Ciliwung Dilanjut
Prabowo Targetkan Papua Swasembada Pangan dalam Tiga Tahun
Pemerintah Hentikan Impor Solar Mulai Tahun Depan
Wall Street Jeblok, IHSG Cenderung Melemah





