Konsumsi Gas Industri Diprediksi Turun 2,34 Persen Imbas Tarif Trump

Sektor industri berpotensi menurunkan aktivitas produksi, sehingga konsumsi gas industri diperkirakan turun sekitar 2,34 persen dampak ketegangan geopolitik global dan kebijakan tarif pemerintahan Trump
EmitenNews.com - Ketegangan geopolitik dan kebijakan luar negeri AS diperkirakan menekan nilai tukar rupiah dan harga energi global. Dampaknya, sektor ekspor, termasuk elektronik, garmen, dan kulit, berpotensi menurunkan aktivitas produksi, sehingga konsumsi gas industri diperkirakan turun sekitar 2,34 persen.
Di sisi pasokan, potensi gangguan pengiriman LNG global dari Qatar akibat eskalasi konflik di Selat Hormuz juga diwaspadai.
Hal itu terungkap dalam Seminar Emiten 2025 yang diselenggarakan Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) di Jakarta.
Meski ketegangan geopolitik dan kebijakan tarif pemerintahan Trump berpotensi menurunkan aktivitas produksi, PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) sebagai Subholding Gas Pertamina, menegaskan ketahanan model bisnis menghadapi ketidakpastian global mulai dari gejolak geopolitik hingga potensi dampak kebijakan proteksionisme Amerika Serikat.
Direktur Utama PGN Arief S. Handoko dalam keterangannya di Jakarta, Senin mengatakan, dengan struktur bisnis terintegrasi yang sepenuhnya berbasis domestik yakni dari pasokan, infrastruktur, hingga pasar pelanggan, PGN mampu menjaga stabilitas operasional dan keuangan secara konsisten.
"PGN memiliki resiliensi tinggi terhadap volatilitas global karena 93 persen pasokan berasal dari sumber domestik, didukung infrastruktur yang seluruhnya berada di Indonesia serta portofolio pelanggan yang berorientasi domestik," jelasnya.
Hal itu menjadikan eksposur kami terhadap risiko eksternal relatif minimal.(*)
Related News

Kasus Chromebook, Kejagung Dalami Investasi dari Google ke Gojek

Cegah Kecemburuan Sosial, DJP akan Tunjuk Marketplace LN Pungut Pajak

Pefindo Catat Mandat Surat Utang Rp62 Triliun, Swasta Paling Agresif

PGEO Ungkap Dana IPO Rp4,1T Masuk Deposito BTN, Bunga 5,65-5,85 Persen

Rata-rata Penerimaan Pajak Naik Jadi Rp181,3 Triliun per Bulan

ULN Swasta Mei 2025 Tercatat USD196,4 Miliar