EmitenNews.com—PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC) membukukan laba bersih USD 90 juta kuartal pertama 2022 yang tidak diaudit.


Roberto Lorato, CEO, mengatakan. “Kami mengawali tahun 2022 dengan sangat baik dan saya senang, berkat kinerja operasional dan keuangan yang kuat, memungkinkan perseroan memberikan panduan dividen baru untuk mengapresiasi dukungan berkelanjutan dari pemegang saham kami.”


Menyelesaikan dan mengonsolidasikan akuisisi Corridor pada Maret. Laba bersih termasuk dengan nilai diskon pembelian sebesar AS$14 juta.


EBITDA sebesar AS$313 juta, naik lebih dari dua kali lipat tahun-ke-tahun. Harga minyak rata-rata AS$100/bbl, 70% lebih tinggi tahun-ke-tahun (AS$59/bbl) dan harga penjualan rata-rata gas adalah AS$7,7/mmbtu, 35% lebih tinggi tahun-ke-tahun (AS$5,7/mmbtu).


Laba bersih adalah AS$90 juta, dimana ketiga segmen usaha Minyak & Gas, Ketenagalistrikan dan Tambang membukukan laba.


Belanja modal sebesar AS$42 juta dengan kas dan setara kas sebesar AS$537 juta.


Utang konsolidasi sebesar AS$3,3 miliar, dan utang restricted group sebesar AS$2,9 miliar. Utang bersih adalah AS$2,5 miliar dan utang bersih terhadap EBITDA1 2,1x.


Penyelesaian penawaran tender terbatas sebesar AS$150 juta pada Mei untuk obligasi dolar AS tahun 2026 dan 2027 dengan menggunakan kas yang tersedia dan fasilitas amortisasi.


Pefindo menaikkan peringkat MedcoEnergi menjadi “idAA-“ dengan outlook stabil.


Akuisisi koridor mendapat penghargaan “Asia Pacific Deal of The Year” dari Energy Council dan “Transition Energy Deal of The Year” dari The Asset Triple A.


Produksi Minyak & Gas meningkat secara signifikan sebesar 127 mboepd naik 26% tahun-ke-tahun diiringi dengan penyelesaian akuisisi Corridor di bulan Maret. Pro forma produksi 184 mboepd, biaya produksi sebesar AS$8,0 per boe.


Belanja modal Minyak & Gas AS$36 juta untuk pengembangan beberapa proyek Minyak & Gas di PSC South Natuna Sea Block B, dengan gas pertama di lapangan Hiu diharapkan pada 2Q-2022, gas pertama di Proyek BelidaExtension pada 4Q-2022 dan minyak pertama di lapangan Forel dan gas di lapangan Bronang diharapkan pada 4Q-2023.