EmitenNews.com - Pengusaha Sandiaga Salahuddin Uno berbagi ilmu agar pelaku UMKM naik kelas. Itu yang dilakoni Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif periode 2020-2024 ini, saat kembali mengunjungi Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Pariwisata Tanjung Lesung di Banten, Jumat (3/10) malam. Di sela liburan, mantan Wagub DKI Jakarta itu, membagikan kiat-kiatnya untuk para pelaku UMKM Pandeglang. 

Dalam keterangan yang dibagikan Kamis (9/10/2025), selama dua hari, Sandi menikmati suasana pantai sejak pagi. Ia lari pagi ke Bandara Salakanagara, menyusuri Pantai Lalassa, melepasliarkan penyu-penyu, sampai bermain golf di Tanjung Lesung Golf Course.

“Rasanya healing banget di sini. Refreshing tapi nggak bikin kantong kering,” kata Sandiaga Uno, tersenyum.

Jajaki proyek baru bersama usai berdiskusi dengan manajemen Tanjung Lesung

Manajemen Tanjung Lesung meminta waktu untuk berdiskusi dengan Sandi mengenai pengembangan KEK Tanjung Lesung pascadukungannya sebagai Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif pada periode sebelumnya. Dalam diskusi tersebut, mereka membahas berbagai future development yang berpotensi digarap bersama melalui skema public private partnership.

Sandi juga menjadi narasumber talkshow bertema UMKM Banten Leadership Gathering bersama Arief Yahya Menteri Pariwisata periode 2014-2019. Dihadapan sekitar 100 pelaku UMKM, ayah tiga anak ini berbagi tips agar usaha UMKM bisa survive, tumbuh dan terus berkembang.

Sandiaga menyebutkan, langkah pertama agar UMKM bisa naik kelas adalah memastikan kualitas produk tetap bagus dan konsisten, disertai kemasan menarik. Kualitas dan kemasan yang baik akan meningkatkan nilai jual produk. 

Setelah itu, pelaku UMKM juga perlu jeli membaca pasar agar produknya bisa terserap dengan baik. Jika tahap itu sudah tercapai, barulah masuk ke fase akses modal untuk mengembangkan usaha.

“Kalau akses pasar bagi pelaku UMKM di Pandeglang itu perihal konektivitas atau ketersambungan antar wilayah. Kita lihat, jalan tol Serang–Panimbang akan selesai pada 2026. Jadi, paling nggak, satu masalah akses ini sudah terpecahkan,” ujar Sandi.

Dalam meningkatkan kualitas, baik dari rasa, kemasan, maupun pemasaran, pelaku UMKM sebaiknya mendapatkan pelatihan pendampingan oleh dinas terkait. Karena kunci dari UMKM bisa naik kelas ialah pelatihan dan pendampingan.

Pendampingan diperlukan karena dalam pengelolaan UMKM, cash is king. Pengelolaan keuangan harus baik terlebih dahulu. Lalu pikirkan kemasannya, packaging is queen. Banyak pelaku UMKM produknya bagus dan laku, tapi perhitungan pendapatannya justru boncos. Kalau ‘king–queen’ ini kuat, pelaku UMKM bisa membangun kingdom bagi usahanya.

Tidak kalah pentingnya, Sandi juga mengingatkan agar pelaku UMKM harus bisa menyesuaikan tema baru pariwisata. Saat ini, wisata tak hanya berfokus pada, yakni 3S 'sun, sea, sand'. Tetapi pariwisata berbasis 3S baru: spiritual, sustainbility, serenity – wisata yang menawarkan pengalaman batin, keseimbangan dengan alam, serta ketenangan jiwa. 

"Dan 3S baru ini Tanjung Lesung sudah punya, tinggal produk-produk UMKM harus bisa ‘mengisinya’," kata Sandi.

Pada kesempatan yang sama, Arief Yahya mengungkapkan bahwa game changer pariwisata Pandeglang, terutama Tanjung Lesung, bisa meningkat signifikan ialah akses. Karena Tanjung Lesung dari segi daya tarik nature dan culture sudah bagus, tapi lokasinya jadi tantangan. 

Menurut Arief Yahya, wisatawan itu kalau ingin liburan ke tempat wisata tapi harus menempuh jarak sampai tiga jam itu, cenderung malas. Karenanya, Arief Yahya meminta kepada Presiden RI saat itu, Jokowi, untuk menghadirkan tol. 

"Nggak ada jalan lain. Kalau tol selesai di September 2026, baru deh meledak," kata Arief Yahya.

Menang, saat ini, Tol Serang–Panimbang masih on the track pada akhir 2026. Seksi I Serang–Rangkasbitung sudah beroperasi, disusul seksi lainnya yang ditargetkan selesai bertahap hingga September 2026.