EmitenNews.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengorbit zona merah pada perdagangan Rabu, 12 Juni 2024. Itu setelah menukik 0,08 persen menjadi 6850. Gerak terbtas IHSG di tengah depresiasi rupiah.

Rilis inflasi China pada Mai 2024 sebesar 0,3 persen YoY/ susut 0,1 persen MoM. Beberapa sektor mengalami pelemahan di antaranya sector technology minus 2,24 persen, sector transportation tekor 1,73 persen, dan sector basic materials anjlok 1,04 persen.

Investor asing tercatat membukukan net sell di pasar regular sebesar Rp805.31 triliun dengan saham-saham yang paling banyak jual oleh investor asing diantaranya adalah  BMRI, BBNI dan BBCA.

Secara teknikal, menurut Research Team Reliance Sekuritas, IHSG masih tertahan di level MA5 dan melanjutkan konsolidasi di level support pentingnya 6845, sementara indicator MACD dan stochastic masih bergerak di area deathcross. Beberapa saham yang memiliki potensi naik untuk perdagangan hari ini yaitu: AMMN, ADRO, BBRI,  JPFA, TPIA, ADMR, BBTN.

Sementara itu dari bursa US, ketiga indeks utama ditutup mixed dan hanya Dow Jones yang melemah tipis (-0.09%). Bursa US diperdagangkan menguat setelah rilis inflasi yang lebih rendah dimana pada May-24 sebesar 3.3% YoY atau dibawah consensus sebesar 3.4% YoY.

Dari pertemuan FOMC The Fed juga kembali mempertahankan suku bunga di level 5.5%. Sementara kepercayaan pelaku pasar meningkat bahwa The Fed dapat memangkas suku bunga pada pertemuan September dan December.

Dari bursa Asia, pada pagi ini telah diperdagangkan dizona hijau, saat laporan ini ditulis indeks Nikkei 225 diperdagangkan menguat (+0.25%). Sementara, index Kospi diperdagangkan menguat (+1.64%). 

Kemudian dari dalam negeri, IHSG berpotensi diperdagangkan mixed cenderung menguat didorong oleh rilis inflasi US yang lebih rendah dan rupiah yang mengalami apresiasi. Kami perkirakan IHSG akan bergerak pada rentang  6810 – 6910.