Lanjut Menguat, IHSG Menuju Level 7.454
pergerakan saham di Main Hall Bursa Efek Indonesia. FOTO - ISTIMEWA
EmitenNews.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup perdagangan kemarin menguat 1,079 persen menjadi 7.436. Secara teknikal, pola rising window terbentuk seiring dengan golden cross pada MA5, dan MA20 mengindikasikan ada penguatan lanjutan.
Sejalan dengan hal tersebut, terbentuk golden cross pada MACD, dan pelebaran positive slope. Dengan demikian, IHSG akan menguji strong resistance pada level 7.454 pada perdagangan hari ini, Kamis, 15 Agustus 2024. Pasar menanti rilis data balance of trade Juli 2024 masih mencatat surplus USD2,45 miliar.
Melonjak dari episode Juni 2024 tercatat sebesar USD2,39 miliar. Itu seiring ekspektasi ekspor diperkirakan tumbuh signifikan 3,85 persen dari edisi Juni 2024 hanya 1,17 persen. Lalu, penurunan signifikan impor menjadi 0,04 persen dibanding Juni 2024 sebesar 7,58 persen.
Berdasar data itu, Research Phintraco Sekuritas menyarankan pelaku pasar untuk mencermati saham-saham pilihan berikut. Yaitu, Astra Otoparts (AUTO), Astra International (ASII), Charoen (CPIN), Bank CIMB Niaga (BNGA), dan Pertamina Energy (PGEO).
Di sisi lain, pasar juga mengantisipasi beberapa rilis data ekonomi Amerika Serikat (AS). Di antaranya Initial Jobless Claims pekan lalu, Retail Sales Juli 2024, dan Industrial Production Juli akan rilis pada Kamis, 15 Agustus 2024. Initial Jobless Claims diperkirakan meningkat menjadi 235 ribu dari sebelumnya 233 ribu.
Rilis data Initial Jobless Claims menjadi salah satu data krusial dinantikan pasar seiring kekhawatiran pasar terhadap pertumbuhan lapangan kerja melambat di AS berdampak terhadap kekhawatiran resesi. Lalu, Jepang akan merilis data GDP Growth Annualized Preliminary kuartal II-2024 pada Kamis (15/8) dengan perkiraan tumbuh 2,1 persen YoY dari perkiraan kuartal-I mengalami kontraksi 2,0 persen YoY.
Di sisi lain, China juga akan merilis data Industrial Production, dan diperkirakan akan tumbuh 5,2 persen YoY dari sebelumnya 5,3 persen Juni 2024. Meski pertumbuhan Industrial Production Juni 2024 melampaui ekspektasi pasar, pasar masih memperkirakan aktivitas manufaktur China mengalami perlambatan. (*)
Related News
BKPM: Capai Pertumbuhan 8 Persen Butuh Investasi Rp13.528 Triliun
Hati-hati! Dua Saham Ini Dalam Pengawasan BEI
BTN Raih Predikat Tertinggi Green Building
IHSG Naik 0,82 Persen di Sesi I, GOTO, BRIS, UNVR Top Gainers LQ45
Perkuat Industri Tekstil, Wamenkeu Anggito Serap Aspirasi Pengusaha
Transaksi Aset Kripto di Indonesia Hingga Oktober Tembus Rp475 Triliun