EmitenNews.com - Bank Negara Indonesia (BBNI) berkomitmen memperkuat tata kelola keamanan siber. BNI terus menjaga keamanan nasabah dengan memperkuat sistem keamanan siber mengacu standar global. Itu seiring kompleksitas ancaman siber makin masif. 

Langkah bank dengan aset mencapai seribu triliun rupiah itu, antara lain membangun divisi khusus untuk privasi data, dan keamanan siber berdedikasi. Selain itu, BNI juga mengadopsi standar keamanan internasional, seperti ISO 27001 dan National Institute of Standards and Technology (NIST), menjadi acuan utama bagi industri dan lembaga pemerintah di Amerika Serikat.

Untuk memastikan tingkat keamanan optimal, BNI secara rutin melakukan penilaian terhadap sistem keamanan siber. Penilaian itu, mencakup asesmen Incident Handling Maturity dan Cybersecurity Maturity (CSM), juga sesuai ketentuan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), dan dilakukan setiap tahun.

Upaya-upaya tersebut merupakan bagian dari transisi bisnis BNI kini lebih fokus pada manajemen risiko, dan adopsi praktik tata kelola berkelanjutan (sustainable practices). Tidak hanya itu, pada Juli 2024, BNI meluncurkan super app terbaru, wondr by BNI. Aplikasi itu, bukan sekadar rebranding aplikasi BNI Mobile, melainkan juga mengusung standar internasional dalam hal keamanan siber.

Nah, untuk melindungi potensi ancaman peretasan (hacking), wondr by BNI dilengkapi teknologi perlindungan berlapis untuk data, jaringan, sistem, dan teknologi informasi. Bahkan untuk mendukung sistem keamanan andal, super app wondr by BNI juga dikembangkan dengan nilai investasi mencapai USD100 juta. 

Menurut Analis MNC Sekuritas Victoria Venny, investasi dalam keamanan siber sangat diperlukan, meski menyedot nominal tidak sedikit. Mengingat tren digitalisasi makin menguat di industri perbankan, ancaman terhadap keamanan data nasabah juga makin tinggi. 

Oleh karena itu, investasi BNI itu, merupakan langkah antisipasi terhadap potensi ancaman siber guna melindungi data nasabah. “Investasi besar dalam keamanan siber sangat penting. Itu langkah strategis untuk mendukung tata kelola secara baik, sekaligus menjaga kepercayaan nasabah, dan stakeholder dalam jangka panjang,” ujar Victoria.

Victoria menilai, penguatan sistem keamanan siber dapat berdampak positif bagi bisnis jangka panjang BNI, terutama dalam pengembangan wondr by BNI. Keberhasilan sebuah platform digital perbankan, selain inovasi dan kecepatan, sangat bergantung pada keamanan data nasabah. “Investasi ini bukan hanya langkah preventif, tetapi juga memastikan kelangsungan jangka panjang,” ujar Victoria. 

Dia juga menambahkan penguatan keamanan siber di BNI merupakan bagian dari komitmen BNI untuk menerapkan tata kelola yang berlandaskan prinsip Environmental, Social, and Governance (ESG), khususnya dalam hal perlindungan data, dan privasi nasabah. (*)