LPS Akan Lakukan Penguatan Kapasitas SDM di BPR

Ketua Dewan Komisioner LPS, Purbaya Yudhi Sadewa, saat menjadi pembicara di Forum Simposium Nasional Sumitronomics yang diselenggarakan oleh Alumni FEB UI bersama Katadata di Jakarta, Selasa (3/6/2025)
EmitenNews.com - Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) berkomitmen terus menjaga stabilitas perbankan untuk mendukung pertumbuhan dan pemerataan ekonomi. Upaya yang dilakukan adalah memastikan tingkat kompetisi yang seimbang agar perbankan menjalankan perannya dengan baik dalam menyalurkan kredit kepada masyarakat, utamanya ke UKM atau usaha rakyat.
Salah satu langkah untuk mengimplementasikan hal tersebut adalah LPS berencana melakukan penguatan kapasitas Sumber Daya Manusia (SDM), di industri Bank Perekonomian Rakyat (BPR) melalui pembuatan platform pembelajaran digital menggunakan Learning Management System (LMS), yang memuat materi mengenai tata kelola, regulasi perbankan, manajemen risiko dan lainnya.
“Tantangan BPR yang menjadi perhatian LPS adalah adanya persaingan yang ketat di era digital serta tata kelola yang belum memadai. Indikasi tindak pidana perbankan juga cenderung berdampak pada kegagalan BPR, hal ini diantaranya disumbang oleh belum memadainya infrastruktur teknologi dan informasi pada BPR,” kata Ketua Dewan Komisioner LPS, Purbaya Yudhi Sadewa di Jakarta, Selasa (3/6).
Dalam kesempatan itu, dia juga mengungkapkan mengenai legacy dari begawan ekonomi Indonesia, Profesor Sumitro Djojohadikusumo dengan konsepnya yang dikenal dengan Sumitronomics. Menurutnya, Sumitronomics masih sangat relevan untuk diimplementasikan dalam mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia ke depan yang berkesinambungan.
“Pemikiran beliau jauh melampaui zamannya dan masih sangat relevan untuk diterapkan pada saat ini, selama 20 tahun terakhir Indonesia melakukan pembangunan dengan pendekatan kebijakan yang tidak terlalu berbeda dengan Sumitronomics,” jelasnya.
Lebih jauh, Purbaya juga mengungkapkan bahwa pengetahuan dan keilmuan Prof Sumitro amat dalam, terutama mengenai pertumbuhan ekonomi, stabilitas sosial dan politik, serta pemerataan perekonomian.
“Salah satu pemikirannya yang juga sangat relevan untuk diterapkan adalah keseimbangan pembangunan antara mesin fiskal dan swasta, kalau itu dijalankan pertumbuhan ekonomi 6 – 7 persen bisa dicapai,” jelasnya.(*)
Related News

RI-AS Sepakati Kerja Sama Strategis, Total Investasi Rp552,9 Triliun

Baru Dirilis, CryptoWave Media Tembus Peringkat 2 Google Play Store

Beban Berat, APNI Ungkap 28 Smelter Nikel di Indonesia Setop Operasi

Rupiah Bisa Terderek Dampak Tarif Impor Trump ke Brasil

Realisasi TKD Semester I 2025 Capai Rp400,6 Triliun

Harga Emas Antam Naik Rp8.000 per Gram