EmitenNews.com—Pada bulan Maret 2022 harga pengangkutan kontainer global masih berada pada tren naik. Berdasarkan rute, rute-rute utama pelayaran dunia masih mengalami tren kenaikan harga pengangkutan kontainer secara tahunan namun dengan penurunan yang cukup signifikan secara bulanan. 

 

Indeks harga pengangkutan kontainer di rute Asia – Amerika Utara berada pada level 271 (-4,24% MoM dan +94,96% YoY), Asia – Eropa berada pada level 278 (+7,02% MoM dan +85,33% YoY), Asia – Asia berada pada level 193 (-9,81% MoM dan +19,14% YoY), Eropa – Asia berada pada level 110 (-2,65% MoM dan +3,77% YoY), Amerika Utara – Asia berada pada level 99 (+1,02% MoM dan +37,50% YoY). Diprediksi harga pengangkutan kontainer akan berada pada tren turun sepanjang 2022 untuk rute intra Asia dan menuju ke Asia seiring dengan sanksi ekonomi yang diberikan pada Rusia dan kebijakan lockdown di Tiongkok. 

 

Pada bulan Mar ’22, volume pengangkutan kontainer global mengalami kenaikan. Volume pengangkutan kontainer global berada pada level 15.116.200 TEUs (+21,52% MoM dan -2,87% YoY) di bulan Mar ’22. Kenaikan volume pengangkutan kontainer terjadi di semua rute utama dunia. Pada periode tersebut volume pengangkutan kontainer tercatat sebesar 2.072.600 TEUs di rute Asia – Amerika Utara (+29,32% MoM dan +7,24% YoY), 3.957.200 TEUs di rute Asia – Asia (+32,56% MoM dan +0,50% YoY), 1.322.900 di rute Asia – Eropa (+16,86% MoM dan -5,57% YoY), 628.900 di rute Eropa – Asia (+18,97% MoM dan -14,54% YoY), dan 520.300 di rute Amerika Utara – Asia (+11,92% MoM dan -20,72% YoY). 

 

Diprediksi volume pengangkutan kontainer akan berada pada tren turun sepanjang 2022 untuk semua rute seiring dengan sanksi ekonomi yang diberikan pada Rusia dan kebijakan lockdown di Tiongkok. Tingkat konektivitas laut pelabuhanpelabuhan di Indonesia menurun. Pada kuartal 1 tahun 2022 (Q1 ’22), tingkat konektivitas laut Indonesia, yang diproksi melalui indikator Liner Shipping Connectivity Index (LSCI), hanya berada pada level 32,93 (+0,68% QoQ dan -4,21% YoY) atau turun 0,45 poin dari Q1 ’21. 

 

Berdasarkan pelabuhan, penurunan tingkat konektivitas laut Indonesia paling parah terjadi di Pelabuhan Jakarta (+0,77% QoQ dan -5,46% YoY) dan Semarang (-4,51% QoQ dan -7,96% YoY), sedangkan sisanya, Pelabuhan Makassar (-3,25% QoQ dan +0,67% YoY) dan Surabaya (+2,04% QoQ dan +3,50% YoY) masih berada pada tren positif.

 

Selain karena faktor eksternal (volume pengangkutan barang), tingkat konektivitas laut Indonesia juga turun akibat faktor internal, seperti meningkatnya lama tunggu kapal dan menurunnya kapasitas kapal yang berlabuh. Di tahun 2021, Median Time in Port (lama tunggu kapal) semua tipe kapal di pelabuhan-pelabuhan Indonesia tercatat pada level 30,95 jam atau lebih lama 1,62 jam dari tahun 2020. 

 

Pada tahun yang sama, Median Time in Port kapal kontainer di pelabuhan-pelabuhan Indonesia tercatat pada level 25,53 jam atau lebih lama 1,8 jam dari tahun 2020. Meningkatnya lama tunggu kapal di pelabuhan-pelabuhan Indonesia membuat kapal-kapal besar yang berlabuh menjadi menurun. Pada tahun 2021, kapasitas kapal kontainer terbesar yang berlabuh di Indonesia hanya 6.921 TEUs (-53,41% YoY) dengan rata-rata kapasitas 1.218 TEUs (-19,28% YoY). 

 

Dari sisi industri, industri pelayaran kontainer menunjukkan tren negatif di Juni ’22 dengan penurunan yang signifikan secara bulanan dan tahunan. Drewry World Container Freight Rate Index (-5,85% MoM dan -7,43% YoY), indeks yang menunjukkan rata-rata harga global untuk pengangkutan kontainer berukuran 40-feet dari tujuh rute utama pelayaran dunia, mengalami penurunan yang cukup signifikan secara bulanan dan tahunan. 

 

Sebaliknya, World Container Charter Rate (+3,81% MoM dan +108% YoY) dan World Container Vessel Price (-8,88% MoM dan +68,23% YoY), yang menjadi indikator struktur biaya pelayaran kontainer, masih melanjutkan tren kenaikannya yang telah terjadi sejak pertengahan tahun 2021.