EmitenNews.com - Begini cara PT Bio Farma (Persero) memanfaatkan momentum KTT G20 di Bali. BUMN farmasi itu, meningkatkan kerja sama dan kolaborasi internasional dalam upaya peningkatan kapasitas produksi untuk memenuhi permintaan vaksin dan obat secara global. Bio Farma telah menjalin beberapa kerja sama internasional pada gelaran G20 State-owned-Enterprise (SoE) International Conference & Expo 2022.


"Saat kami recover dari pandemi Covid-19, ada event G20, kami manfaatkan untuk kolaborasi. Kerja sama internasional yang sudah terjalin saat pandemi kami pertahankan, bahkan kami tingkatkan," kata Direktur Transformasi dan Digital PT Bio Farma (Persero) Soleh Ayubi di Jakarta, Selasa (8/11/2022).


Setidaknya ada tiga tahap yang dialami oleh perseroan dan sangat berpengaruh terhadap kinerja, yakni fase sebelum pandemi, fase pandemi, dan fase setelah pandemi.


Menurut Ayubi, kondisi Bio Farma pada fase sebelum pandemi merupakan salah satu perusahaan produsen vaksin nomor lima dunia. Bio Farma secara rutin mengekspor vaksin polio ke 150 negara di dunia dan menguasai 70 persen pangsa pasar global.


Sayangnya, ketika memasuki fase pandemi, Bio Farma mendapatkan tantangan yang baru dirasakan seperti kekurangan bahan baku yang 95 persennya masih impor, hingga tidak terkoneksinya layanan kesehatan di seluruh Indonesia. Namun tantangan tersebut juga dialami oleh perusahaan besar di seluruh dunia.


Pada fase pandemi tersebut berbagai peneliti dan perusahaan farmasi di seluruh dunia berkolaborasi untuk menciptakan vaksin COVID-19 dan berbagai penanganannya.


Lalu, pada fase setelah pandemi, lanjut Ayubi, harus dimanfaatkan dengan meneruskan kerja sama yang sudah terjalin sebelumnya di masa pandemi untuk menyiapkan sistem kesehatan yang lebih baik lagi untuk mengantisipasi potensi pandemi selanjutnya. ***