EmitenNews.com - Bumi Serpong Damai (BSDE) semester I-2025 membukukan prapenjualan Rp5,08 triliun. Itu berarti 51 persen dari target prapenjualan tahunan Rp10 triliun. Sekaligus tumbuh 5 persen dibanding periode sama tahun lalu Rp4,84 triliun. 

“Hasil kinerja positif tersebut mencerminkan daya serap pasar tetap terjaga di tengah dinamika sektor properti nasional makin dinamis,” tutur Hermawan Wijaya, Direktur Bumi Serpong Damai. 

Minat tinggi konsumen terhadap produk-produk perseroan merupakan hasil dari komitmen dalam menghadirkan properti berkualitas dengan potensi yield menarik. “Lokasi strategis, keamanan, kenyamanan, dan nilai investasi jangka panjang menjadikan proyek-proyek kami pilihan utama. Kepercayaan konsumen terus tumbuh berkat konsistensi kami dalam meluncurkan proyek unggulan,” imbuhnya. 

Pertumbuhan pada kuartal II-2025 terutama ditopang oleh penjualan dari segmen hunian, dan komersial berbagai proyek township perseroan. Segmen hunian menyumbang Rp2,19 triliun alias 43 persen dari total prapenjualan, dari proyek-proyek seperti Nava Park, Hiera, Armont Residence, Eonna, dan Terravia di BSD City, serta Kaia Yara dan Vicente Klasika di Grand Wisata Bekasi, dan Richmond di Kota Wisata Cibubur. 

Segmen komersial mencatat kontribusi Rp2,27 triliun atau 45 persen dari total prapenjualan, terdiri dari penjualan ruko Rp1,26 triliun melalui peluncuran produk seperti Asterra Business Park, Nava Park Business Suites dan Xlane Community Complex di BSD City. Penjualan kavling komersial Rp752 miliar. Penjualan unit apartemen Rp255 miliar dari proyek The Elements, Southgate, Aerium (Jakarta), serta Akasa dan Upper West (BSD City).

Secara geografis, proyek-proyek di BSD City memberi kontribusi dominan hingga 62 persen dari total prapenjualan semester I. Diikuti kontributor lain yaitu Nava Park 13 persen, dan Hiera 4 persen, proyek Grand Wisata Bekasi 11 persen, dan Kota Wisata Cibubur 4 persen.

Kinerja solid paruh pertama 2025 memberi landasan kuat bagi perseroan untuk mengejar target tahunan. Momentum positif itu, makin diperkuat kebijakan moneter terbaru dari Bank Indonesia. Pada Rapat Dewan Gubernur BI (15–16 Juli 2025), suku bunga acuan BI-Rate diturunkan 25 bps menjadi 5,25 persen, disertai penyesuaian suku bunga deposit facility ke 4,50 persen, dan lending facility ke 6,00 persen. 

Penyesuaian itu, diambil seiring ekspektasi inflasi stabil, dan dorongan terhadap pertumbuhan ekonomi nasional. Kebijakan itu, membuka ruang bagi sektor properti untuk memperoleh pembiayaan lebih kompetitif, sekaligus mendorong peningkatan minat beli masyarakat terhadap produk-produk properti primer, terutama segmen hunian. 

“Kinerja positif itu, memberi fondasi kokoh bagi perseroan dalam mencapai target akhir tahun. Kami optimistis, penurunan BI-Rate akan berdampak langsung pada suku bunga KPR, dan mendorong permintaan properti. Optimisme kami diperkuat portofolio proyek kami tersebar di lokasi strategis, dan tren makroekonomi mendukung,” tegasnya. (*)