EmitenNews.com - Salah satu Emiten ritel terbesar di Indonesia milik grup Lippo, PT Matahari Department Store Tbk. (LPPF) berencana mengajukan pembagian dividen untuk tahun buku 2023 sebesar Rp200 per saham.

Manajemen LPPF menyampaikan, kebijakan ini merupakan usulan perseroan setelah membukukan laba bersih senilai Rp675 miliar sepanjang 2023 lalu.

“Manajemen mengusulkan dividen sebesar Rp200/saham, sejalan dengan persetujuan pemegang saham sesuai peraturan. Adapun rasio pembayaran dividen sebesar 67%,” kata manajemen dalam keterangan resminya di Jakarta, Selasa (27/2/2024).

Adapun mengenai rencana tersebut, LPPF berencana menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) pada 3 April 2024. Adapun panggilan dan seluruh mata acara rapat dipublikasikan di situs web Bursa Efek Indonesia (BEI), KSEI, dan perseroan pada 12 Maret 2024 mendatang.

Sebagai informasi, laba bersih LPPF mengalami penurunan 51,17% year-on-year (yoy) dibandingkan periode sama tahun sebelumnya senilai Rp1,38 triliun.

Hal ini membuat laba per saham dasar LPPF terpangkas menjadi Rp298 per saham, dari semula Rp582 per saham.

Kondisi ini berlangsung saat pendapatan usaha LPPF tumbuh 1,3% yoy menjadi Rp6,53 triliun, dari Rp6,45 triliun. Penjualan eceran hingga konsinyasi mampu bertahan masing-masing sebesar Rp3,7 triliun dan Rp2,7 triliun.

“Kinerja penjualan ini sebagian dipengaruhi oleh keterlambatan THR dan periode mudik dini yang tidak terduga. Meskipun terdapat tekanan inflasi, Margin Kotor mampu mencapai IDR 4,3 triliun. Tidak hanya itu, dengan pengurangan subsidi sewa, EBITDA untuk tahun ini dapat mencapai Rp 1,4 triliun,” kata manajemen dalam keterangan resminya, Senin (26/2/2024).

Total aset LPPF akhir Desember 2023 naik 2,26% yoy menjadi Rp5,88 triliun, sementara jumlah kewajiban utang atau liabilitas membengkak 13,14% yoy menjadi Rp5,84 triliun. Alhasil, rasio utang terhadap aset (DER) LPPF membengkak signifikan.

Jumlah modal bersih atau ekuitas juga berkurang drastis hingga mencapai Rp30,73 miliar. Sementara kas dan setara kas yang ada dalam genggaman akhir 2023 tersisa Rp457,62 miliar.