Melorot 56 Persen, Laba Bersih Krakatau Steel (KRAS) 2022 Tersisa Rp303,63 Miliar
EmitenNews.com - Krakatau Steel (KRAS) sepanjang 2022 mencatat laba bersih USD19,47 juta alias Rp303,63 miliar dengan kurs Rp15.592 per dolar Amerika Serikat (USD). Anjlok 56 persen dari episode sama tahun lalu senilai USD44,43 juta atau Rp692,81 miliar. Alhasil, laba per saham menukik menjadi USD0,0010 dari USD0,0023.
Pendapatan bersih USD,2,23 miliar setara Rp34,90 triliun, naik 5 persen dari edisi sama 2021 sejumlah USD2,11 miliar selevel Rp33 triliun. Beban pokok pendapatan USD2,03 miliar atau Rp31,74 triliun, bengkak 6 persen dari fase sama 2021 sebesar USD1,91 miliar atau Rp29,85 triliun. Laba kotor USD202,46 juta, naik tipis dari USD202,02 juta.
Beban penjualan USD36,62 juta, turun dari USD37,62 juta. Beban umum dan administrasi USD96,77 juta, bengkak dari USD80,15 juta. Beban operasi lainnya bersih USD34,75 juta, bengkak dari USD12,39 juta. Laba operasi USD34,30 juta, susut dari USD71,84 juta. Keuntungan atas perubahan nilai wajar derivatif USD174,25 juta, melambung dari tekor USD4,13 juta.
Biaya keuangan USD171,65 juta, bengkak dari USD138,26 juta. Keuntungan dari transaksi inbreng HSM 2 USD53,44 juta dari nihil. Beban non-operasi lainnya USD14,35 juta dari nihil. Bagian laba bersih dari entitas asosiasi dan ventura bersama USD46,89 juta, susut dari USD117,48 juta. Laba selisih kurs USD68,75 juta, naik dari USD11,56 juta.
Pendapatan keuangan USD22,96 juta, melambung dari USD5,26 juta. Laba sebelum pajak final dan beban pajak penghasilan USD214,62 juta, meroket dari USD63,76 juta. Laba sebelum pajak penghasilan USD212,25 juta, melejit dari USD61,32 juta. Laba tahun berjalan USD22,64 juta, melorot dari USD43,74 juta.
Jumlah ekuitas USD552,58 juta, turu dari posisi akhir 2021 sebesar USD587,19 juta. Total liabilitas USD2,6 miliar, turun dari episode sama tahun sebelumnya USD3,18 miliar. Jumlah aset USD3,16 miliar, mengalami penyusutan dari periode sama tahun sebelumnya USD3,77 miliar.
Berdasar hasil audit Kantor Akuntan Publik (KAP) Tanudiredja, Wibisana, Rintis & Rekan atau PricewaterhouseCoopers (PWC), secara keseluruhan laporan keuangan Krakatau Steel telah disajikan secara wajar dalam semua hal yang material. Posisi keuangan Krakatau Steel per 31 Desember 2022, kinerja keuangan, dan arus kas berakhir pada tanggal itu, sudah sesuai dengan standar akuntansi keuangan Indonesia.
Namun, PWC menyoroti catatan 50 atas laporan keuangan konsolidasi soal ketidakpastian kelangsungan usaha yang dikontribusi oleh sejumlah faktor. Pertama, liabilitas jangka pendek grup melebihi aset lancar USD1,32 miliar, terutama disebabkan pinjaman Tranche B USD501,70 juta akan jatuh tempo pada Desember 2023. Lalu, pinjaman Tranche A USD151,41 juta (porsi sebelumnya diklasifikasi sebagai liabilitas jangka panjang, pinjaman Tranche C USD924,52 juta, dan obligasi wajib konversi (OWK) USD110,50 juta, akan jatuh tempo dalam 12 bulan ke depan setelah pelanggaran persyaratan non-keuangan.
Faktor kedua, selama 2022, terdapat biaya keuangan signifikan yang ditanggung grup lebih tinggi dari laba operasi yang dihasilkan grup. Dan, faktor ketiga pada 5 Mei 2023, telah terjadi kebakaran pada fasilitas pabrik Hot Strip Mill 1 (HSM) yang menyebabkan tersebut tidak dapat beroperasi.
Ketidakpastian material karena grup bergantung pada dukungan kreditur, dan pemasok melalui penundaan pembayaran liabilitas, kemampuan memperbaiki kinerja operasional, dan kondisi keuangan. Kondisi itu, mengindikasikan adanya suatu ketidakpastian material yang dapat menyebabkan keraguan signifikan atas kemampuan grup untuk mempertahankan kelangsungan usaha. (*)
Related News
RUPSLB Mitra Tirta Buwana (SOUL) Pertahankan Dirut Ardianto Wibowo
Timah (TINS) Paparkan Kinerja Kuartal III 2024, Ini Detailnya
RMK Energy (RMKE) Tingkatkan Volume Jasa dan Penjualan Batu Bara
Golden Eagle (SMMT) Targetkan Penjualan Rp561,3M Tahun Ini
BEI Buka Gembok Saham KLIN Setelah Tiga Pekan Kena Suspensi
Entitas Lautan Luas (LTLS) Raih Fasilitasi Pembiayaan Rp40M