Prediksi Teguh Hidayat ini didasari atau 5 faktor, yakni sejarah pembayaran dividen perusahaan di masa lalu, Laba perusahaan untuk tahun buku yang bersangkutan, jumlah arus kas bersih operasional,  jumlah cash yang dipegang perusahaan, dan Kebutuhan cash entah itu untuk ekspansi usaha atau bayar utang yang akan jatuh tempo.


“Secara historis, selama ini PTBA bayar dividen sekitar 70 - 80% labanya, dan pada tahun lalu dividennya sebesar 100% laba. Jadi ada kemungkinan untuk tahun ini dividennya 100% labanya juga, yakni Rp1,094 per saham untuk tahun buku 2022,” ujarnya dalam analisa yang dipublikasikan pekan lalu.


Beralih ke arus kas, menurut Teguh, PTBA mencatat arus kas bersih dari aktivitas operasional sebesar Rp12,5 triliun, atau hampir sama persis dengan laba bersihnya yang juga Rp12,5 triliun. 


“Laporan arus kas ini penting untuk dicek karena laba bersih perusahaan belum tentu seluruhnya berupa kas, sedangkan untuk bayar dividen maka perusahaan harus pakai uang kas,” ujarnya.


Berikutnya, Teguh mengatakan posisi kas PTBA mencapai Rp16 triliun, setara Rp1.388 per saham. Dengan posisi ini maka PTBA punya kas lebih dari cukup untuk bayar dividen Rp1.000 per saham. 


Riset Maybank Sekuritas yang dipublikasi pada 8 Mei 2023 memproyeksi dividen yield PTBA akan berada pada kisaran 18,8%. Sementara itu Ciptadana Sekuritas memproyeksi dividen per saham mencapai Rp728,2 atau setara dengan dividen yield 22% pada harga saham hari ini.

 

Potensi dividen jumbo juga telah diantisipasi oleh investor yang tercermin dari kenaikan saham PTBA sebesar 7,84% dalam sepekan terakhir. Volume perdagangan PTBA dalam sepekan terakhir juga cukup ramai, dengan rata-rata 30,3 juta saham diperdagangan tiap hari dan nilai transaksi mencapai Rp96,77 miliar.