EmitenNews.com—Co-founder sekaligus Komisaris Tokocrypto Teguh K. Harmanda. menyebut, 2022 menjadi tahun yang menarik di industri kripto dan blockchain, serta NFT. Tidak hanya secara global, di Indonesia instrumen investasi tersebut mendapat sambutan meriah dari investor.

 

“Cukup menarik adalah pertumbuhan investor secara agregat bahwa ada lebih dari 16,5 juta (per November). Kemudian kita lihat tren 2020 sampai dengan 2022 dalam waktu 2 tahun ini sudah hampir 400%. Beberapa negara bahkan beberapa konsultan itu melihat bahwa tren kenaikan terhadap adopsi investor di Indonesia itu akan selalu tumbuh dan akan terus tumbuh,” ujarnya dalam acara Investment Talk yang diselenggarakan oleh D'ORIGIN Financial & Business Advisory dan IGICO Advisory, Rabu sore (29/12/2022). 

 

Kendati demikian, Teguh mengakui, seperti halnya instrumen investasi lainnya, kripto pun menghadapi volatilitas. Nyatanya, jumlah transaksi kripto di Indonesia itu turun hampir sepertiganya pada November 2022. “Kita melihat bull market di 2021, itu pertumbuhan kita hampir menyentuh Rp860 triliun dalam waktu 1 tahun,” kata Teguh. 

 

Pada 2021, Bappebti sebagai regulator utama industri kripto hanya merestui 13 pedagang atau calon pedagang untuk memfasilitasi transaksi jual dan beli kripto. Pada 2022 angkanya naik hampir dua kali lipat. Ke depan, dari data yang dimiliki pihaknya, Indonesia menempati ranking ke-2 di Asia Tenggara. Ini memunculkan sebuah prediksi bahwa Indonesia akan menjadi salah satu negara dengan pertumbuhan investasi kripto tertinggi. 

 

“Indonesia itu memiliki fundamental ekonomi yang cukup baik dibandingkan beberapa negara Eropa. Dari segi adopsi kriptonya juga baik, dari segi pertumbuhan digital nya juga baik, yang akhirnya perpaduan yang sangat baik untuk membuat Indonesia menjadi hub kripto yang ada. Tidak hanya di Asia Tenggara tetapi juga secara global,” tutupnya penuh optimisme.

 

Pada kesempatan berbeda, Direktur Utama Bursa Efek Indonesia (BEI) Iman Rachman buka suara soal meningkatnya investor kripto di Indonesia. Ia mengaku, kripto bukanlah kompetitor bagi pasar modal Indonesia. 

 

"Kami tahu, kripto bukan kompetitor di bursa," kata Iman dalam Konferensi Pers Akhir Tahun 2022, Kamis (29/12/2022).

 

Iman menegaskan, profil risiko investor pasar modal dan kripto ini memiliki karakteristik yang berbeda. "Ada risk profile yang berbeda-beda," kata dia.

 

Namun, yang penting bagi BEI bagaimana melakukan literasi dan sosialisasi bagi investor atau calon investor.  "Sehingga investor yang bermain saham mengerti risikonya," kata Iman.