EmitenNews.com -Saat ini, setiap perusahaan, termasuk lembaga keuangan seperti bank, berlomba-lomba menerapkan prinsip Environmental, Social & Governance (ESG), tak terkecuali PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI.

Bank pelat merah ini memiliki komitmen yang kuat terhadap penerapan ESG di setiap lini bisnisnya serta telah menyusun strategi dan kerangka pelaksanaan secara holistik. Analis Trimegah Sekuritas, Jonathan Gunawan, turut menyoroti upaya BNI dalam mendorong penerapan ESG.

“BNI berkomitmen untuk menyelaraskan bisnis dan operasionalnya sejalan dengan prinsip-prinsip ESG. Subkomite ESG telah dibentuk untuk melakukan evaluasi dan pemantauan terhadap implementasi keuangan berkelanjutan, tren, dan strategi ESG di BNI. Sejak tahun 2023, BNI telah mengimplementasikan kerangka kerja dan roadmap ESG sebagai panduan dalam menerapkan prinsip-prinsip tersebut,” kata Jonathan.

Dalam aspek environment, BNI mengadopsi Task Force on Climate Related Financial Disclosure (TCFD) untuk manajemen risiko iklim. Selain itu, BNI menargetkan pencapaian net zero emission (NZE) pada level operasional pada tahun 2028. Bank dengan aset lebih dari seribu triliun ini juga berpartisipasi dalam pembiayaan NZE 2060.

Masih terkait aspek environment, BNI telah menyiapkan kerangka penguatan tata kelola pembiayaan ESG serta meningkatkan keterbukaan dan transparansi dalam pelaksanaan ESG.

Salah satu contoh konkret yang telah dilakukan adalah penerbitan obligasi hijau (green bond) yang dananya digunakan untuk membiayai berbagai proyek, mulai dari transportasi berkelanjutan, pembangunan green building, energi baru dan terbarukan, hingga pengelolaan limbah dan konversi limbah menjadi energi serta penggunaan sumber daya alam dan lahan yang berkelanjutan.

Green bond tersebut diterbitkan pada 21 Juni 2022 dengan dua seri, yaitu seri A tenor 3 tahun senilai Rp 4 triliun dan seri B tenor 5 tahun senilai Rp 1 triliun. Total penerbitan mencapai Rp 5 triliun dan memperoleh rating investment grade (AAA) dari Pefindo.

Selanjutnya, dalam aspek sosial, BBNI tidak hanya meningkatkan kapabilitas karyawan tetapi juga keterlibatannya dalam implementasi ESG. Aspek lain yang juga diperkuat oleh BBNI adalah perlindungan data dan keuangan nasabah.

Untuk aspek tata kelola atau governance, BNI lebih menekankan nilai-nilai inklusivitas dan diversitas di setiap level, baik di jajaran atas maupun di kalangan karyawan. BNI menciptakan kultur yang inklusif tanpa memandang gender, agama, maupun ras.

Hal ini terbukti di jajaran komisaris, di mana dari total 11 komisaris, sebanyak 6 di antaranya merupakan komisaris independen. Setiap komite di bawah jajaran komisaris, seperti komite audit, komite nominasi dan remunerasi, komite monitoring risiko, serta komite integrated governance, dipimpin oleh komisaris independen.

Dari sisi gender, dua dari 12 direksi BBNI adalah wanita. Di jajaran manajemen puncak, yaitu di level AVP, VP, SVP, EVP, dan SEVP, sebanyak 31% merupakan wanita, sedangkan di level karyawan, proporsi wanita mencapai 52%.

Hal ini menjadi bukti bahwa BNI memiliki komitmen yang kuat untuk menciptakan kultur inklusif dan mendorong pemberdayaan perempuan di industri keuangan, yang selama ini masih didominasi oleh laki-laki.