Mengekor Bursa Regional, IHSG Diproyeksikan Menguat Pada Rentang 6670- 6740

EmitenNews.com -IHSG berhasil diperdagangkan di zona merah pada perdagangan Jumat kemarin dan tutup menguat ke level 6700 (+0,56%). Para pelaku pasar merespon rilis data ketenaga kerjaan AS yang masih solid dimana Intial jobless claims mengalmi penurunan menjadi 242 ribu atau berada dibawah perkiraan consensus sebesar 254 Ribu. Beberapa sector yang mengalami penguatan diantara sector financial (+1,14%), sector properties (+0,97%) dan sector technology (+0,89%). Investor asing tercatat membukukan net buy dipasar reguler sebesar Rp1,12 triliun dengan saham-saham yang paling banyak dibeli oleh investor asing diantaranya adalah BBRI, BBCA, dan ASII.
Secara teknikal, pelemahan IHSG mulai tertahan di area support 6660 sementara indicator stochastic berhasil membentuk golden cross. Beberapa saham yang memiliki potensi naik untuk perdagangan hari ini yaitu: BBNI, EXCL, MIKA, TLKM, MNCN, PYFA.
Sementara itu dari bursa AS, ketiga index utama kembali kompak ditutup melemah ditengah kesepakatan debt ceiling di AS yang masih dalam negosiasi, sementara Jerome Powell dalam pidatonya mengatakan ada kemungkinan untuk The Fed memperlambat kenaikan suku bunga ditengah inflasi AS yang telah dalam trend penurunan.
Dari bursa Asia, pada pagi ini telah diperdagangkan dizona hijau, saat laporan ini ditulis indeks Nikkei 225 menguat (+0,16%), serta index Kospi menguat (+0,70%).
“Kemudian dari dalam negeri, IHSG kami perkirakan akan bergerak cenderung menguat mengekor bursa regional dan adanya optimisme terkait kenaikan suku bunga The Fed yang akan mulai melambat. Kami perkirakan IHSG akan bergerak pada rentang 6670- 6740,” kata Ayu Dian Research Analyst Reliance Sekuritas.
Related News

Pertamina Hadirkan Bahan Bakar Pesawat dari Minyak Jelantah

QRIS Resmi Dapat Digunakan di Jepang

Rayakan HUT RI ke-80, Pelita Air Beri Diskon Hingga Rp808 Ribu

Mekanisme Haji 2025, Ini Peran Pemerintah dan Swasta

Ara Bertekad Jadikan PKP Kementerian Bebas Korupsi

Pasha Ungu Soal Polemik Royalti Musik: Cuma Kurang Sosialisasi