EmitenNews.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat 0,30 persen menjadi 8.123. Saham sektor basic materials membukukan penguatan terbesar, sebaliknya saham sektor teknologi mengalami koreksi terbesar. Ekspektasi penurunan suku bunga The Fed berlanjut tahun ini, menjadi faktor positif. 

Ekspektasi tersebut telah mendorong kenaikan harga emas mencapai level tertinggi baru, sehingga kembali mendorong penguatan saham-saham terkait. Selain itu, sentimen positif juga berasal dari penguatan rupiah pada Senin, 29 September 2025, seiring pelemahan USD index akibat ekspektasi penurunan suku bunga The Fed, dan potensi government shutdown AS.

Investor global mencermati data NBS Manufacturing PMI dari Tiongkok diperkirakan sedikit naik di level 49.6 dari periode Agustus 2025 di posisi 49.4. Jerman akan merilis data retail sales Agustus 2025 diperkirakan tumbuh 0,6 persen MoM, setelah bulan sebelumnya turun 1,5 persen MoM. 

Investor juga menanti data inflasi preliminery dari Jerman September 2025 diperkirakan sedikit naik menjadi 2,3 persen YoY dari edisi Agustus 2025 di level 2,2 persen YoY. Sedang AS akan merilis data JOLTs Job Openings Agustus 2025 diperkirakan 7,1 juta dari 7,181 juta.  

Secara teknikal, indikator Stochastic RSI bergerak ke arah pivot, dan histogram positif MACD mulai melandai. Sedang volume jual lebih mendominasi. Namun, indesks masih bertahan di atas level MA5. Sepanjang perdagangan hari ini, Selasa, 30 September 2025, indeks diperkirakan bergerak mixed pada kisaran 8.070-8.170.

Berdasar data dan fakta tersebut, Phintraco Sekuritas menyarankan para pelaku pasar untuk mengoleksi sejumlah saham berikut. Yaitu, Pantai Indah Kapuk (PANI), Essa Industries (ESSA), Harum Energy (HRUM), Adaro Minerals (ADMR), dan Alamtri Resources (ADRO). (*)