Negatif! Pefindo Kembali Downgrade Peringkat WIKA Jadi idSD

Bandar Udara Banggai Laut, garapan perseroan menjadi pemantik pertumbuhan ekonomi Sulawesi Tengah. FOTO - ISTIMEWA
EmitenNews.com - Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) menurunkan peringkat Obligasi Berkelanjutan II PT Wijaya Karya (WIKA) Tahap II/2022 Seri A menjadi idD dari idCCC. Lalu, melorot rating Sukuk Mudharabah Berkelanjutan II Tahap II/2022 Seri A menjadi idD(sy) dari idCCC(sy).
Saat bersamaan, Pefindo juga menurunkan peringkat perusahaan menjadi idSD dari idCCC dengan CreditWatch dengan Implikasi Negatif. Tindakan itu, mencerminkan ketidakmampuan perseroan memenuhi pembayaran pokok Obligasi Berkelanjutan II Tahap II/2022 Seri A sebesar Rp593,9 miliar dan Sukuk Mudharabah Berkelanjutan II Tahap II/2022 Seri A sebesar Rp412,9 miliar yang jatuh tempo pada tanggal 18 Februari 2025.
Selanjutnya, Pefindo mempertahankan peringkat Obligasi Berkelanjutan I, Obligasi Berkelanjutan II Tahap I dan Tahap II Seri B dan C, dan Obligasi Berkelanjutan III dengan idCCC dan Sukuk Mudharabah Berkelanjutan I, Sukuk Mudharabah Berkelanjutan II Tahap I dan Tahap II Seri B dan C, dan Sukuk Mudharabah Berkelanjutan III di idCCC(sy).
Peringkat mencerminkan keberadaan perseroan mapan di industri konstruksi nasional. Peringkat dibatasi profil keuangan dan likuiditas lemah, risiko ekspansi sebelumnya, dan lingkungan bisnis bergejolak. Pefindo dapat meninjau kembali peringkat itu, kalau perseroan mampu menuntaskan kewajiban pembayaran pokok obligasi, dan sukuk sudah jatuh tempo.
Wijaya Karya berdiri pada 1961, salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) bidang konstruksi Indonesia. Perusahaan mencakup segmen investasi, realti & properti, infrastruktur & gedung, energi & industrial plant, dan industri. Per 31 Desember 2024, pemegang saham perusahaan yaitu Pemerintah Indonesia 91,02 persen, dan publik 8,98 persen. (*)
Related News

Komisaris GPSO Priscilla Vikananda Lepas Seluruh Saham Miliknya

CBRE Pastikan Gelar RUPSLB pada 27 Oktober 2025

PNGO Bagikan Dividen Interim Rp130 Per Saham, Yield 5,35%

CNKO Klarifikasi ke BEI Terkait Pembekuan Izin Tambang Anak Usaha

Induk Asal Jepang Perdana Borong 36 Juta Saham SOSS

Pengelola Bioskop CGV (BLTZ) Beberkan Strategi Bisnis di 2026