EmitenNews.com - Nilai transaksi pasar saham di BEI belakangan ini mengalami penurunan. Pada perdagangan Senin (5/4), transaksi harian di Bursa Efek Indonesia (BEI) tercatat sebesar Rp 8,15 triliun.
Jumlah ini menyusut dari nilai rata - rata harian di pekan sebelumnya yang mencapai Rp 10 triliun hingga Rp 12 triliun. Padahal, nilai transaksi di pekan sebelumnya tersebut juga sudah lebih rendah dari posisi di awal tahun yang bisa menembus Rp 15 triliun.
Direktur Perdagangan dan Pengaturan Anggota Bursa BEI Laksono Widodo, menanggapi hal ini menjelaskan, nilai transaksi pada awal tahun terdorong sentimen January effect yang biasa terjadi di awal tahun. Selain itu, adanya euforia program vaksinasi Covid-19 yang sedang berjalan dan digadang-gadang akan mendongkrak perekonomian turut mendongkrak pasar saham.
"Setelah itu, euforia menyusut dan investor menunggu hasil nyata dalam hal data-data perbaikan ekonomi," jelas Laksono, Selasa (6/4).
Lebih lanjut Laksono mengatakan, sebagian emiten juga belum melaporkan laporan keuangan 2020 sehingga pasar masih wait and see. Menurutnya, hal ini juga banyak terjadi pasar modal lain selain di Indonesia.
Tak hanya itu, wacana pembatasan mudik selama libur Lebaran juga berpengaruh dan turut menjadi sentimen karena mempengaruhi pemulihan ekonomi.
Dengan demikian, ini membuat Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) cenderung tertekan beberapa waktu belakangan ini. "Tentunya juga berpengaruh terhadap penurunan IHSG karena sikap “wait and see” tersebut," tambahnya.
Advertorial
Related News
Menteri ESDM: Pemanfaatan EBT Adalah Keharusan, Bukan Pilihan
Tempel Empat Saham Pilihan MNC Sekuritas Ini
IHSG Diperkirakan di Kisaran 7.880-7.950, ini Saham Pilihannya
Ikuti Jejak Bursa Asia, IHSG Lanjutkan Tren Positif
Euforia, Investor Pede IHSG Jebol Level 8.000
Wall Street Menyala, Satroni Saham BBTN, GOTO, dan SRTG