EmitenNews.com - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Rabu (14/12) pagi menguat tajam dipicu melambatnya inflasi di Amerika Serikat.


Pada pukul 09.47 WIB, rupiah menguat 95 poin atau 0,607 persen ke posisi Rp15.562 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp15.657 per dolar AS.


"Dengan mulai turunnya nilai inflasi, market berekspektasi laju kenaikan suku bunga lebih lambat dari sebelumnya," kata analis Indonesia Commodity and Derivatives Exchange (ICDX), Revandra Aritama.


Data inflasi AS yang dirilis tadi malam menunjukkan bahwa pada November inflasi AS berada di level 7,1 persen (yoy), turun dibandingkan bulan sebelumnya yaitu 7,7 persen (yoy). Secara bulanan, indeks harga konsumen naik 0,1 persen (mom) pada November dibandingkan bulan sebelumnya 0,4 persen (mom).


Perlambatan inflasi menunjukkan bahwa serangkaian kenaikan suku bunga The Fed yang paling agresif dalam 40 tahun, akhirnya mulai memperlambat permintaan dan mengurangi tekanan harga secara lebih luas. The Fed memulai pertemuan penetapan kebijakan terakhir 2022 pada hari ini.


Dengan inflasi yang mulai turun, The Fed diperkirakan akan memperlambat kenaikan suku bunga hingga tahun depan dan diproyeksikan akan mencapai kurang dari 5 persen pada Maret 2023. Bank sentral diprediksi akan menaikkan suku bunga kebijakan sebesar 50 basis poin ke kisaran 4,25 persen-4,5 persen pada Rabu (15/12), lebih kecil dari kenaikan sebelumnya 75 basis poin.(*)