EmitenNews.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diprediksi melanjutkan apresiasi. Itu menyusul penguatan mayoritas harga komoditas terutama batubara naik 10,54 persen. Lonjakan itu, imbas pelarangan ekspor selama sebulan ke depan.


Sementara IHSG hari ini akan mendapat sentimen negatif dari koreksi mayoritas indeks bursa Wall Street. ”IHSG diprediksi akan bergerak bervariasi cenderung menguat dengan support level 6.655, dan resistance level 6.735,” tutur Mino, Equity Analyst Indo Premier Sekuritas. 


Sejumlah saham laik beli antara lain BMRI support Rp7.075, resisten Rp7.275, PWON support Rp474, resisten Rp486, INTP support Rp11.275, resisten Rp11.700, dan MTEL support Rp810, resisten Rp835. 


Pada perdagangan kemarin indeks bursa saham Amerika Serikat (AS) Wall Street ditutup bervariasi. Dow Jones menguat 215 poin atau 0,59 persen menjadi 36.800, S&P 500 terkoreksi 3 poin alias 0,06 persen pada level 4,794, Nasdaq melemah 210 poin setara 1,33 persen pada posisi 15.623, dan EIDO menguat 0,04 poin atau 0,17 persen pada level 23.24. 


Dow Jones menguat, sedang S&P500, dan Nasdaq berakhir di zona merah. Optimisme investor akan proses pemulihan ekonomi di tengah ancaman varian omicron masih menjadi sentimen positif pasar. Lompatan imbal hasil obligasi bertenor sepuluh tahun menjadi sentimen negatif bagi indeks. 


Berdasar data Senin waktu setempat, penambahan kasus baru Covid-19 di AS dalam sehari menyentuh angka 1.082,549 kasus seiring terus penyebaran varian omicron. Namun, penambahan kasus baru itu, juga dipengaruhi tidak adanya pelaporan kasus pada 31 Desember, dan akhir pekan lalu. 


Meski jumlah penambahan kasus baru menanjak signifikan, namun investor masih optimistis pemulihan ekonomi AS akan lebih baik tahun ini. Kondisi itu, akan mendorong kenaikan imbal hasil obligasi pemerintah bertenor sepuluh tahun. Seiring kelanjutan optimisme itu, saham sektor perbankan, energi, dan saham lain kembali naik signifikan, sedang saham teknologi mengalami tekanan. (*)