EmitenNews.com - Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun depan mematok jumlah investor menembus 10 juta Single Investor Identification (SID). Itu didorong bonus demografi Indonesia dengan penduduk usia produktif sangat besar. Proyeksi itu, didasari pertumbuhan jumlah investor pasar modal tahun ini sangat luar biasa. 


Bayangkan, terkhusus investor saham tumbuh lebih dari 100 persen. ”Insyaallah 2022 jumlah investor bisa tembus 10 juta lebih, mudah-mudahan tercapai,” tutur Direktur Utama BEI Inarno Djajadi, pada Konferensi Pers Penutupan Perdagangan BEI Tahun 2021, Kamis (30/12).


Ke depan pertumbuhan investor masih prospektif. Dengan sejumlah sosialisasi, dan edukasi mengenai pasar modal tentu inklusi keuangan makin mendalam. ”Kami melihat generasi produktif sudah banyak masuk industri pasar modal. Tantangannya, bagaimana efisiensi industri membuat transaksi bertambah,” tegas Direktur Utama Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) Uriep Budhi Prasetyo.


Merujuk data KSEI per 29 Desember 2021, jumlah investor tercatat 7,48 juta jiwa. Melesat 92,7 persen dari posisi akhir 2020 sebanyak 3,88 juta investor. Jumlah itu, meningkat hampir 7 kali lipat dibanding 2017. Sedang jumlah investor saham naik 103 persen menjadi 3,44 juta jiwa dari posisi pada akhir 2020 sebanyak 1,69 juta orang.


Secara khusus, pertumbuhan investor ritel pada 2021 ditopang kehadiran kalangan milenial (kelahiran 1981-1996), dan Gen-Z (kelahiran 1997-2012) sebesar 88 persen dari total investor ritel baru. Sebanyak 99,53 persen investor pasar modal atau 7,44 juta investor merupakan investor ritel, dan sisanya 0,47 persen atau 35.015 investor individu.


Selanjutnya, 73,99 persen dari total investor pasar modal memiliki rekening pada selling agent Fintech atau 5,53 juta SID. Terdiri dari 5,53 juta investor ritel, dan 244 investor institusi. Menilik komposisi, investor domestik mendominasi dengan 58,61 persen, dan investor asing 41,39 persen. 


Sementara itu, investor individu memegang kepemilikan aset 14,42 persen, dan institusi 85,58 persen. Lompatan pertumbuhan jumlah investor ritel itu, berdampak pada dominasi investor ritel atas aktivitas perdagangan harian mencapai 56,2 persen dari tahun sebelumnya 48,4 persen. (*)