EmitenNews.com - Industri asuransi umum di Tanah Air diprediksi masih memiliki ruang pertumbuhan yang tinggi ke depan seiring dengan penetrasi yang relatif rendah.

Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) dalam laporan terbarunya menunjukkan bahwa penetrasi asuransi umum di Indonesia pada 2024 mencapai 0,53%. Tingkat penetrasi ini sama dengan tahun sebelumnya.

Kendati tingkat penetrasi relatif stabil, tetapi nilai premi dicatat industri asuransi umum pada 2024 mencapai Rp 112,9 triliun. Premi dicatat mengalami peningkatan 8,7% dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

Menurut analis Leonardo Lijuwardi dari NH Korindo Sekuritas,  penetrasi asuransi umum di Indonesia masih tergolong rendah jika dibandingkan dengan negara berkembang lainnya. Namun di sisi lain, tren pertumbuhan premi selalu positif, terutama dalam kurun waktu lima tahun terakhir. “Ini menandakan bahwa peluang dan ruang pertumbuhan ke depan masih terbuka lebar. Seiring dengan ekonomi yang tumbuh, peran asuransi umum semakin kuat dalam pengelolaan risiko.” Ujarnya.

Ia juga menambahkan jika prospek asuransi umum di Indonesia juga didukung dengan tren pertumbuhan populasi Indonesia yang masih positif. Hal ini juga menjadi faktor yang  membuat industri asuransi umum menarik.

Data AAUI menunjukkan bahwa hingga akhir 2024 terdapat 72 perusahaan asuransi umum yang beroperasi di Indonesia. Angka ini relatif stabil sejak tahun 2022. Sementara itu, terdapat belasan perusahaan asuransi umum yang sudah melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Dengan penetrasi yang masih rendah, emiten asuransi umum juga masih memiliki ruang pertumbuhan meskipun secara skala tidak seragam. “Tidak semua emiten asuransi umum di Bursa size-nya besar. Ada beberapa yang besar. Kalau dilihat dari sisi market cap, aset, modal atau ekuitas hingga perolehan premi tahunan Tugu Insurance (TUGU) masuk market leader” ujar Leonardo.

Ia juga menambahkan bahwa TUGU yang merupakan anak usaha Pertamina Grup juga memiliki anak usaha yang bergerak di sektor reasuransi sehingga semakin melengkapi bisnis model di sektor jasa keuangan asuransi.

Dilihat dari premi bruto (Gross Written Premium/GWP) TUGU termasuk top-10 asuransi umum terbesar di Indonesia. Berdasarkan laporan keuangan tahun 2024, total premi bruto konsolidasi TUGU mencapai Rp 8,5 triliun atau naik 11% dibandingkan tahun sebelumnya.

Leonardo juga menyebutkan bahwa emiten asuransi umum yang sahamnya diperdagangkan di BEI juga menarik untuk dipantau karena secara valuasi relatif lebih rendah dibandingkan dengan emiten jasa keuangan lain.

“Secara valuasi masih menarik karena banyak yang rasio price to book value di bawah 1x artinya diperdagangkan di bawah modalnya. Seperti TUGU yang PBV-nya 0,3x. Diversifikasi ke asuransi umum yang bagi dividen dan valuasi murah misalnya seperti TUGU bisa jadi strategi investasi yang menarik” pungkasnya.