Pasar Tunggu Petunjuk Kapan Tapering the Fed, Indeks Asia Dibuka Beragam
EmitenNews.com - Indeks saham di Asia pagi ini Rabu (13/10) dibuka variatif (mixed) dengan kecenderungan melemah setelah indeks saham utama di Wall Street semalam berakhir di zona merah dan melanjutkan penurunan menjadi 3 hari beruntun.
"Investor menantikan rilis transkrip pertemuan kebijakan (FOMC Minute) bulan lalu untuk mencari petunjuk kapan bank sentral AS (Federal Reserve) akan mulai melakukan pengurangan (tapering) program bulanan pembelian obligasi yang bernilai masif," kata analis Phillip Sekuritas, Dustin Dana Pramitha.
Investor juga menantikan rilis data inflasi (Consumer Price index atau CPI) AS nanti malam dengan ekspektasi inflasi inti (Core CPI) tumbuh 4.0% Y/Y di bulan September. Turun dari tingkat tertingginya dalam 30 tahun, 4.5% (Y/Y) yang tercatat pada bulan Juni. Sebagai respon, imbal hasil (yield) surat utang Pemerintah AS (U.S. Treasury Note) bertenor 10 tahun turun 3.5 bps menjadi 1.57%.
Faktor lain yang menekan kinerja indeks, menurut Dustin, adalah dimulainya musim laporan keuangan (earnings seasn) 3Q21 di AS minggu ini. "Investor telah memangkas proyeksi pertumbuhan laba 3Q21 emiten dalam indeks S&P 500 dengan alasan harga bahan baku dan biaya upah yang tinggi akan menekan margin dan menggerus profitabilitas," jelasnya.
Dari sisi makroeknomi, investor mencerna rilis laporan World Economic Outlook (WEO) terkini Dana Moneter Internasional (IMF). Dalam laporan itu, IMF memangkas pertumbuhan ekonomi global menjadi 5.9% di 2021 dari 6.0% dan tidak merubah proyeksi pertumbuhan ekonomi global untuk tahun 2022, 4.9%.
IMF melihat adanya peningkatan ancaman terhadap prospek pertumbuhan eknomi global, terutama dari varian Delta virus COVID-19, gangguan pada rantai pasok (supply chain), inflasi yang lebih tinggi serta lonjakan harga komoditas energi.
IMF memangkas pertumbuhan ekonomi AS menjadi 6.0% dari sebelumnya 7.0% dan menaikkan proyeksi pertumbuhan untuk Eropa menjadi 5% tahun ini dari 4.6%. Ekonomi Tiongkok di prediksi akan tumbuh 8% tahun ini dan 5.6% tahun depan.
Untuk perdagangan di BEI hari ini Phillip Sekuritas memprediksi IHSG bergerak bearish moderat di rentang support 6.460 - resistance 6.510. Berikut data teknikal saham yang direkomendasikan.
WEGE
Short Term Trend : Sideways
Medium Term Trend : Bullish
Trade Buy : 206
Target Price 1 : 216
Target Price 2 : 222
Stop Loss : 200
ARTO
Short Term Trend : Bearish
Medium Term Trend : Bearish
Trade Buy : 12,700
Target Price 1 : 13,500
Target Price 2 : 14,425
Stop Loss : 12,300
PWON
Short Term Trend : Bullish
Medium Term Trend : Bearish
Trade Buy : 515
Target Price 1 : 545
Target Price 2 : 560
Stop Loss : 495
CPIN
Short Term Trend : Bullish
Medium Term Trend : Bearish
Trade Buy : 6,375
Target Price 1 : 6,700
Target Price 2 : 6,750
Stop Loss : 6,150.(fj)
Related News
IHSG Akhir Pekan Ditutup Naik 0,77 Persen, Telisik Detailnya
BKPM: Capai Pertumbuhan 8 Persen Butuh Investasi Rp13.528 Triliun
Hati-hati! Dua Saham Ini Dalam Pengawasan BEI
BTN Raih Predikat Tertinggi Green Building
IHSG Naik 0,82 Persen di Sesi I, GOTO, BRIS, UNVR Top Gainers LQ45
Perkuat Industri Tekstil, Wamenkeu Anggito Serap Aspirasi Pengusaha