EmitenNews.com -PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) telah merilis kinerja keuangan kuartal keempat dan tahun penuh 2024, dengan pencapaian rekor tertinggi pada GTV inti, pendapatan bruto dan EBITDA yang disesuaikan. Pengguna yang Bertransaksi Bulanan (Monthly Transacting Users/MTUs)8 dalam ekosistem GoTo tumbuh 22% YoY pada kuartal keempat dan 16% setahun penuh.

GTV inti GOTO meningkat sebesar 66% YoY pada kuartal keempat menjadi Rp79,2 triliun dan tumbuh 58% sepanjang tahun penuh menjadi Rp268,2 triliun. Sementara itu, GTV Grup pada kuartal keempat tumbuh 32% YoY menjadi Rp144,5 triliun, dan tumbuh 29% untuk setahun penuh menjadi Rp519,8 triliun. Pendapatan bruto tumbuh 28% YoY pada kuartal keempat menjadi Rp5,0 triliun dan naik 30% sepanjang tahun penuh menjadi Rp18,1 triliun. EBITDA Grup yang disesuaikan tumbuh 348% YoY dan 191% secara kuartalan (QoQ) pada kuartal keempat, mencapai Rp399 miliar untuk periode tersebut dan Rp386 miliar untuk setahun penuh.

Patrick Walujo, Direktur Utama Grup GoTo, menyatakan "Sepanjang tahun 2024, kami terus mencari cara baru dan efektif untuk memenangkan persaingan ketat dalam menjangkau konsumen Indonesia. Melalui inovasi produk yang konsisten dan eksekusi yang unggul, kami berhasil melampaui panduan yang telah ditetapkan, dengan pencapaian EBITDA grup yang disesuaikan sebesar Rp386 miliar untuk setahun penuh serta mencatatkan kuartal pertama dengan EBITDA yang disesuaikan positif pada unit bisnis Financial Technology. Kami telah melihat peningkatan yang signifikan dalam jumlah pengguna sepanjang tahun dan mengharapkan hal ini akan terus berlanjut hingga tahun 2025 seiring dengan strategi ekosistem kami yang terus terbukti efektif. Ke depan, kami akan semakin memperkuat bisnis kami melalui inovasi, baik dari sisi operasional maupun di level produk, untuk meningkatkan pendapatan, meningkatkan efisiensi biaya, serta menghadirkan layanan yang lebih terarah dan dipersonalisasi sesuai dengan kebutuhan pelanggan."

Perseroan saat ini memperkirakan EBITDA GOTO yang disesuaikan untuk tahun 2025 akan berada di kisaran Rp1,4 triliun hingga Rp1,6 triliun. Perkiraan ini didasarkan pada kondisi pasar saat ini dan mencerminkan estimasi awal Perseroan, yang semuanya bergantung pada berbagai ketidakpastian dan risiko, termasuk meningkatnya persaingan pasar, yang diperkirakan akan terus berlanjut dalam beberapa kuartal mendatang, serta inflasi biaya, kondisi perekonomian makro, dan variabel lainnya.

Simon Ho, Direktur Keuangan Grup GoTo, menambahkan: "Perbaikan pada pendapatan dan profitabilitas mencerminkan pertumbuhan yang terus berlanjut dari layanan inti kami serta efektivitas strategi pengelolaan biaya yang telah diterapkan di seluruh lini bisnis. GTV inti Grup dan pendapatan kami terus meningkat secara konsisten sepanjang tahun, di sisi lain, pendekatan efisiensi biaya yang lebih terperinci, memungkinkan kami menurunkan beban kas rutin tetap sebesar 3% sepanjang tahun penuh menjadi Rp5,3 triliun. Fondasi keuangan yang sehat yang telah kami bangun pada 2024 menempatkan kami dalam posisi yang kuat untuk terus menjalankan strategi kami pada tahun 2025."

Beban kas rutin tetap GOTO turun sebesar 3% sepanjang tahun 2024, sementara biaya kas rutin korporasi turun 34%. GoTo mempertahankan posisi kas dan neraca keuangan yang solid. Hingga 31 Desember 2024, Perseroan memiliki kas dan setara kas serta deposito jangka pendek senilai Rp21 triliun atau setara dengan USD1,3 miliar.

Pertumbuhan pendapatan meningkat pada Kuartal 4 seiring dengan pencapaian GTV inti Grup sebesar Rp79,2 triliun, meningkat 66% YoY. GTV inti untuk setahun penuh 2024 tumbuh sebesar 58% menjadi Rp268,2 triliun. GTV Grup mencapai Rp144,5 triliun pada Kuartal 4, meningkat 32% YoY, dan mencapai Rp519,8 triliun untuk tahun 2024, naik 29% dibandingkan tahun sebelumnya. Pendapatan bruto meningkat menjadi Rp5,0 triliun pada Kuartal 4, tumbuh 28% YoY, dan meningkat 30% untuk setahun penuh menjadi Rp18,1 triliun. Pendapatan bersih pada Kuartal 4 meningkat sebesar 90% YoY menjadi Rp4,2 triliun dan naik 93% sepanjang tahun penuh menjadi Rp14,8 triliun.

Beban kas rutin tetap turun sebesar 3% YoY sepanjang tahun penuh menjadi Rp5,3 triliun. Biaya kas rutin korporasi yang dilaporkan, yang dapat dialokasikan kepada masing-masing segmen bisnis sesuai dengan atribusinya, mengalami penurunan sebesar 23% YoY menjadi Rp183 miliar pada Kuartal 4 dan turun 34% sepanjang tahun menjadi Rp772 miliar. Sebagai bagian dari komitmen terhadap efisiensi operasional, GoTo menandatangani kontrak layanan cloud dengan Alibaba dan Tencent pada September 2024. Migrasi berjalan sesuai rencana dan diperkirakan akan selesai dalam kuartal ketiga tahun 2025, yang akan mengurangi beban cloud Perseroan lebih dari 50% dibandingkan dengan sebelum migrasi, dengan dampak keuangan yang mulai terealisasi pada kuartal keempat tahun 2025.

EBITDA Grup yang disesuaikan mencapai Rp399 miliar pada Kuartal 4, meningkat sebesar 348% YoY. Sepanjang tahun penuh, EBITDA Grup yang disesuaikan melampaui target titik impas Perseroan, mencapai Rp386 miliar, yang merupakan perbaikan signifikan dari kerugian sebesar Rp2,3 triliun pada tahun 2023. Hal ini ditopang oleh pertumbuhan pendapatan dan perbaikan dari sisi efisiensi biaya. Kerugian bersih Grup berhasil turun sebesar 99% YoY menjadi Rp1,1 triliun pada Kuartal 4 dan berkurang 96% sepanjang tahun menjadi Rp3,1 triliun. 

Imbalan jasa e-commerce dari Tokopedia pada Kuartal 4 tahun 2024 mencapai Rp204 miliar, atau Rp183 miliar setelah dikurangi PPN. Sepanjang tahun, pendapatan ini mencapai Rp690 miliar, atau Rp622 miliar setelah dikurangi PPN, yang mencerminkan 11 bulan imbalan jasa e-commerce.

Pada Juni 2024, pemegang saham GoTo menyetujui program pembelian kembali saham selama 12 bulan dengan nilai maksimum hingga US$200 juta. Hingga 28 Februari 2025, GoTo telah membeli kembali sejumlah 23,6 miliar saham, dengan nilai keseluruhan sekitar US$91 juta, atau Rp1,5 triliun. Pada November 2024, Perseroan juga menyelesaikan rencana penarikan saham treasuri, yang merupakan saham yang diperoleh oleh Perseroan sebelum IPO dan setelah IPO sebagai bagian dari program Greenshoe. Hal ini berdampak pada penurunan saham Seri A yang beredar kurang lebih 10,3 miliar saham.

Pada November, Perseroan meluncurkan Sahabat AI, sebuah Large Language Model (LLM) open-source yang dikembangkan terutama dalam Bahasa Indonesia - serta bahasa-bahasa daerah lainnya - untuk memenuhi kebutuhan lokal. Sahabat AI diciptakan melalui kemitraan dengan Indosat, NVIDIA, AI Singapore dan sejumlah institusi Indonesia lainnya, termasuk Kompas Gramedia dan Universitas Indonesia. Sahabat AI telah menunjukkan hasil yang sangat baik dalam berbagai uji tolak ukur tugas-tugas spesifik dalam Bahasa Indonesia, menunjukkan tingkat akurasi tinggi dalam membaca dan menafsirkan teks lokal dibandingkan dengan model AI global. Perseroan sedang mengeksplorasi pemanfaatan Sahabat AI dalam berbagai aplikasi, seperti chatbot dan teknologi pengenalan karakter optik (optical character recognition atau OCR) untuk menu merchant, yang akan meningkatkan pengalaman pelanggan dan menyederhanakan proses merchant onboarding. Pada akhirnya, dengan mengembangkan kapabilitas AI miliknya, GoTo bertujuan untuk memperoleh keunggulan strategis, mengurangi biaya, meningkatkan pengalaman pengguna, dan mengembangkan talenta teknologi lokal untuk jangka panjang.