EmitenNews.com -Setelah berhasil melakukan penghimpunan dana penerbitan obligasi senilai Rp500 miliar pada akhir tahun lalu yang terbagi menjadi 3 seri. Seri A untuk jangka waktu 1 tahun dengan bunga 6,25 persen hingga 6,95, Seri B untuk jangka waktu 3 tahun dengan bunga 6,6 persen - 7,10, dan Seri C untuk jangka waktu 5 tahun dengan bunga 6,75 persen - 7,25.

Perusahaan pembiayaan yang memiliki spesialisasi pada sektor pembangunan berkelanjutan PT Indonesia Infrastructure Finance (IIF) berencana kembali menerbitkan obligasi berkelanjutan pada 2024. Meski demikian, rencana yang termasuk dalam  rancangan penerbitan Obligasi Berkelanjutan II oleh PT Indonesia Infrastructure Finance (IIF) dengan nilai sebesar-besarnya sampai dengan Rp3,0 triliun itu masih dalam kajian IIF. 

Direktur Pelaksana dan Chief Financial Officer Indonesia Infrastructure Finance Rizki Pribadi Hasan menuturkan, pihaknya masih melakukan kajian untuk menerbitkan obligasi baru pada 2024. Namun, hal itu tergantung kebutuhan dana maupun tingkat suku bunga yang menarik.

"Jadi memang nanti kita akan lihat dalam perjalanannya tahun ini kalau misalnya memang kita melihat ada kebutuhan dana maupun lihat suku bunga yang menarik, tentunya kita akan mempertimbangkan untuk kembali lagi menerbitkan obligasi berkelanjutan," kata Rizki saat ditemui di Jakarta, Senin (15/1/2024).

Di samping itu, ia menuturkan, pihaknya menargetkan penyaluran dana pada semester I 2024 tumbuh 10% dibandingkan sebelumnya. Ini mengingat, tahun ini merupakan tahun yang penuh tantangan, sehingga IIF hanya memasang target konservatif sepanjang 2024. 

"Jadi mungkin kita akan ikuti industri keuangan yang lainnya. Jadi, kurang lebih mungkin penambahan mungkin di kisaran 10% dari sisi pembiayaan, tapi mungkin secara konservatif kita menjajaki untuk tumbuh sebesar 10% dari sisi investment asetnya," kata dia.

Pada sisi pembiayaan, IIF telah menyalurkan pendanaan di sektor pembangunan dan infrastruktur pada tahun 2023 senilai Rp13 Triliun. Pertumbuhan penyaluran ditargetkan bisa naik hingga 20 persen untuk tahun 2024. Sektor utama dari target penyalurannya sendiri adalah pembiayaan food security ekosistem keberlangsungan ketersediaan bahan pangan untuk masyarakat dan climate change.

IIF sudah menjalin kerjasama untuk pembiayaan atau advisory, selain bina karya ada beberapa project khususnya IKN beberapa kontraktor untuk pembangunan listrik di ring 1, sumber pembiayaan dari APBN, ke depan kita aktif untuk proses pembiayaan yang sedang berlangsung secara KPBU saat ini masih dalam proses penyiapan untuk perumahan, infrastruktur dasar air, proses penyiapan project sedang on going dan kami terus monitor.

Mengacu pada target tersebut, IIF tetap memperhatikan tingkat suku bunga yang masih tinggi. Sebab, suku bunga yang tinggi ini terkadang dapat menghambat pertumbuhan dari pusat pembiayaan maupun perbankan. 

"Tetapi, Insya Allah mungkin kita juga mengharapkan adanya penurunan suku bunga mungkin di semester II berdasarkan banyak sumber, mudah-mudahan dengan adanya kemungkinan turun suku bunga itu, jadi kita isa tumbuh sesuai dengan target tersebut," tandasnya.