EmitenNews.com - Lembaga pemeringkat efek Pefindo menetapkan peringkat idAA dengan prospek stabil untuk PT Aneka Tambang Tbk (ANTM).


Peringkat tersebut mencerminkan kemungkinan yang kuat akan adanya dukungan dari induk perusahaan, PT Mineral Industri Indonesia (Persero) (MIND ID), cadangan dan sumber daya yang berlimpah, leverage keuangan yang sangat konservatif, dan operasi bisnis pertambangan yang terintegrasi secara vertikal.


Peringkat tersebut dibatasi oleh eksposur terhadap fluktuasi harga komoditas dan cuaca buruk, serta dinamika peraturan pemerintah dan kondisi makroekonomi.


"Kami dapat menaikkan peringkat Perusahaan jika ANTM dapat menghasilkan pendapatan dan EBITDA yang lebih tinggi dari perkiraan dalam jangka waktu dekat hingga menengah dengan meningkatkan kapasitas smelternya secara signifikan, integrasi bisnis yang lebih lanjut, serta memonetisasi investasinya pada ekosistem baterai listrik dengan tetap mempertahankan kinerja keuangan yang konservatif secara konsisten," demikian pernyataan resmi yang disampaikan Pefindo.


Namun peringkat dapat diturunkan jika ANTM secara agresif membiayai ekspansinya dengan utang yang jauh lebih besar dari yang diproyeksikan tanpa diimbangi dengan kinerja bisnis yang lebih kuat.


Peringkat juga akan berada di bawah tekanan jika ada tanda-tanda berkurangnya dukungan dari induk perusahaan terhadap kelangsungan operasional ANTM, terutama pada saat terjadi kesulitan keuangan.

"Kami juga dapat meninjau kembali peringkat ANTM jika terdapat perkembangan yang signifikan dari kasus litigasi terkait penyerahan emas batangan yang dalam pandangan kami dapat mempengaruhi profil kredit Perusahaan," tambah Pefindo.


ANTM telah memenangkan perkara tersebut di pengadilan tinggi dan mengalokasikan pencadangan sebesar Rp1,2 triliun pada tahun 2023.


Didirikan pada Juli 1968, ANTM adalah perusahaan pertambangan yang memproduksi bijih nikel, feronikel, emas, bauksit, dan alumina. Per 31 Desember 2023, saham Seri B ANTM dimiliki oleh MIND ID (65%), direksi (kurang dari 0,1%), dan publik (35%). Pemerintah Indonesia memegang satu lembar saham Dwiwarna Seri A.(*)