EmitenNews.com - Pemerintah mengambil langkah serius untuk mencapai target lifting minyak 1 juta barel oil per day (BOPD) dan lifting gas sebesar 12 billion standard cubic feet per day (BSCFD) di tahun 2030. Salah satu upaya mewujudkan target itu dengan membentuk tim task force oleh Menteri ESDM pada masing-masing program.


"Untuk mendukung (target) itu telah dibentuk task force demi mempercepat produksi," ungkap Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Tutuka Ariadji seperti dilansir di laman Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).


Terdapat 6 (enam) task force di masing-masing program untuk memonitoring, pengawasan hingga perencanaan pada program percepatan Plan of Development (POD), percepatan drilling, Enhanced Oil Recovery (EOR), Fiscal Insensitive, Migas Non Konvensional, dan Eksplorasi.


Menurut Tutuka, adanya tim task force membuat pemerintah semakin optimis dapat mencapai target tersebut dengan tetap mengendepankan keselamatan migas. Terlebih, konsumsi minyak Indonesia lebih besar dibandingkan produksi. Sedangkan gas, kondisinya lebih baik dengan surplus produksi serta cadangan yang lebih besar.


Dengan tercapainya target produksi minyak 1 juta BOPD akan menekan impor minyak dari 1,1 juta BOPD menjadi 324.000 BOPD dan penghematan devisa dari 2021 hingga 2040 sebesar USD14,1 miliar per tahun.


Saat ini, Direktorat Jenderal Migas bersama SKK Migas dan Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) telah mengidentifikasi profil produksi yang direncanakan dari masing-masing KKKS dan diketahui bahwa pada tahun 2030, total produksi minyak sekitar 1 juta BOPD.


"Tim dari Ditjen Migas sudah mengkonfirmasi ke KKKS dan menghasilkan profil tidak jauh dari 1 juta BOPD. Kemudian SKK Migas menambahkan menjadi 1 juta BOPD," Tutuka menambahkan.


Selain itu, pemerintah berencana menggeser lokasi eksplorasi dari yang semula fokus di wilayah Barat Indonesia ke wilayah Timur. "Bagian Barat sudah sedemikan padat dieksploitasi dan eksplorasi, sedangkan bagian timur spotnya masih sedikit. Ini tantangan kita semua," tegas Tutuka.


Optimisme pemerintah terhadap target produksi migas di tahun 2030 mulai nampak dari semakin membaiknya cadangan migas nasional. Berdasarkan rilis resmi Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas), cadangan migas diperkirakan melampaui target di tahun 2021.


Tercatat sampai September 2021, capaian Reserve Replacement Ratio (RRR) telah memberikan tambahan cadangan migas sebesar 521 MMBOE atau setara dengan 83,3 persen dari keseluruhan target tahun 2021 sebesar 625 juta barel setara minyak atau MMBOE.


Deputi Perencanaan SKK Migas Benny Lubiantara menyatakan, dengan realisasi tersebut maka prognosa capaian RRR di bulan November 2021 akan mencapai sekitar 134 persen karena penambahan cadangan migas secara signifikan diperkirakan akan terjadi di dua bulan terakhir tahun 2021.(fj)