Pemerintah Tangguk Utang Rp22 Triliun dari Lelang SUN, Selasa (12/11)
Pemerintah menyerap utang senilai Rp22 triliun dari lelang 8 seri SUN Selasa (12/11), lebih tinggi dari lelang SUN pada 29 Oktober 2024, yakni sebesar Rp18,85 triliun.
EmitenNews.com - Minat terhadap lelang Surat Utang Negara (SUN) pada 12 November 2024 mengalami peningkatan dibanding lelang terakhir. Sesuai target indikatif yang ditetapkan, pemerintah menyerap utang senilai Rp22 triliun dari 8 seri SUN yang dilelang, lebih tinggi dari lelang SUN pada 29 Oktober 2024, yakni sebesar Rp18,85 triliun.
Direktorat Jenderal Pembiayaan dan Pengelolaan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan dalam siaran persnya Selasa (12/11) menyebut penawaran yang masuk pada lelang kali ini mencapai Rp37,39 triliun. Lebih tinggi dari lelang sebelumnya yang menerima penawaran masuk Rp29,58 triliun.
Dari delapan seri SUN yang dilelang, Pemerintah hanya menyerap dana dari enam seri, di antaranya FR0104 (pembukaan kembali), FR0103 (pembukaan kembali), FR0098 (pembukaan kembali), FR0097 (pembukaan kembali), FR0102 (pembukaan kembali), dan FR0105 (pembukaan kembali).
Sementara untuk seri SPN12250213 (pembukaan kembali) dan SPN12251113 (penerbitan baru), Pemerintah memutuskan untuk tidak menyerap dana meski masing-masing menerima penawaran masuk Rp2 triliun dan Rp3,35 triliun.
Serapan tertinggi berasal dari seri FR0103 yang dimenangkan sebesar Rp10,2 triliun, dengan imbal hasil (yield) rata-rata tertimbang yang dimenangkan 6,92955 persen. Jumlah penawaran masuk untuk seri yang jatuh tempo pada 15 Juli 2035 mencapai Rp11,46 triliun, dengan imbal hasil terendah yang masuk 6,85 persen dan imbal hasil tertinggi 7,05 persen.
Untuk seri FR0097, jumlah nominal yang dimenangkan mencapai Rp4,2 triliun dengan imbal hasil rata-rata tertimbang 7,01222 persen. Jumlah penawaran masuk untuk seri yang jatuh tempo pada 15 Juni 2043 mencapai Rp4,30 triliun, dengan imbal hasil terendah masuk 6,95 persen dan imbal hasil tertinggi 7,1 persen.
Untuk seri FR0104, jumlah nominal yang dimenangkan mencapai Rp3,5 triliun, dengan imbal hasil rata-rata tertimbang 6,63994 persen. Jumlah penawaran masuk untuk seri yang jatuh tempo pada 15 Juli 2030 mencapai Rp8,61 triliun, dengan imbal hasil terendah masuk 6,6 persen dan imbal hasil tertinggi 6,8 persen.
Untuk seri FR0098, jumlah nominal yang dimenangkan mencapai Rp2,05 triliun, dengan imbal hasil rata-rata tertimbang 6,95925 persen. Jumlah penawaran masuk untuk seri yang jatuh tempo pada 15 Juni 2038 mencapai Rp3,03 triliun, dengan imbal hasil terendah masuk 6,87 persen dan imbal hasil tertinggi 7,1 persen.
Sementara itu Untuk seri FR0102, jumlah nominal yang dimenangkan mencapai Rp1,95 triliun, dengan imbal hasil rata-rata tertimbang 6,99252 persen. Jumlah penawaran masuk untuk seri yang jatuh tempo pada 15 Juli 2054 mencapai Rp2,22 triliun, dengan imbal hasil terendah masuk 6,95 persen dan imbal hasil tertinggi 7,1 persen.
Untuk seri FR0105, jumlah nominal yang dimenangkan mencapai Rp100 miliar, dengan hasil rata-rata tertimbang 7,00513 persen. Jumlah penawaran masuk untuk seri yang jatuh tempo pada 15 Juli 2064 mencapai Rp2,41 triliun, dengan imbal hasil terendah masuk 6,95 persen dan imbal hasil tertinggi 7,19 persen.
Lelang SUN dilakukan guna memenuhi sebagian dari target pembiayaan dalam APBN 2024.(*)
Related News
Anggaran Bukan Segalanya, Menperin Minta Dukungan Regulasi dari DPR
Pefindo Berikan Peringkat idAAA untuk Surat Utang PLN
Opsi Penyaluran Subsidi BBM dan Listrik Belum Final
Sampai Oktober KUR Tersalur Rp246,5 Triliun, 88 Persen dari Target
Bursa Asia Mixed, IHSG Mencoba Bangkit
Ikuti Wall Street, IHSG Cenderung Menguat