EmitenNews.com - Dominasi emiten swasta kian menguat di pasar obligasi korporasi Indonesia sepanjang 2025. Hingga November, penerbitan surat utang oleh korporasi non-BUMN mencapai Rp133,15 triliun, jauh melampaui penerbitan BUMN sebesar Rp65,66 triliun.

Direktur Utama Lembaga Pemeringkat Efek Indonesia atau Pefindo Irmawati dalam paparan media yang diselenggarakan pada Selasa (16/12/2025) menyebut, “Pasar obligasi korporasi saat ini semakin didominasi oleh emiten swasta.”

Adapun, tren ini diungkap Irmawati mempertegas pergeseran struktur pasar obligasi nasional yang semakin didominasi emiten swasta. Porsi outstanding obligasi BUMN pun terus menurun dari 62,8% pada 2020 menjadi 42,7% per November 2025.

Secara sektoral, penerbitan masih didominasi sektor keuangan, terutama multifinance dengan nilai Rp37,98 triliun, disusul perbankan. Sektor lain yang turut aktif antara lain transportasi, layanan kesehatan, hingga sekuritisasi.

Mayoritas dana hasil penerbitan digunakan untuk modal kerja sebesar Rp124,27 triliun, diikuti refinancing Rp57,58 triliun, serta investasi Rp16,9 triliun. Seiring penurunan suku bunga acuan, tenor obligasi menengah hingga panjang kembali diminati, sementara partisipasi investor ritel terus meningkat signifikan.

Per akhir September 2025, nilai kepemilikan obligasi korporasi oleh investor ritel mencapai Rp41,36 triliun, melonjak tajam dibandingkan Rp6,47 triliun pada 2015.

Menengok sisi investor kepemilikan obligasi korporasi masih didominasi reksadana dan perbankan. Porsi reksadana meningkat menjadi 28,7% pada 2025, sementara porsi perbankan, asuransi, dana pensiun, BPJS, dan investor asing cenderung menurun.

Ke depan, peningkatan likuiditas pasar sekunder dinilai krusial untuk memperkuat ekosistem obligasi korporasi dan menopang keberlanjutan rekor penerbitan surat utang di pasar modal Indonesia.