EmitenNews.com — Penggabungan PT Bank Syariah Indonesia Tbk. (BSI) dengan unit usaha syariah (UUS) PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. dinilai sebagai penggabungan yang tepat.  Kedua bank disebut memiliki keunggulan yang saling melengkapi.

 

Senior Faculty Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI) Trioksa Siahaan mengatakan aksi korporasi tersebut akan memberikan manfaat bagi masing-masing bank.

 

Bagi BSI, masuknya BTN Syariah akan memperbesar skala bisnis perusahaan. Adapun, BTN Syariah memiliki fokus pada segmen KPR. Penggabungan akan membuat perusahaan akan makin besar dan lebih efisien.

 

“Serta  dapat saling memanfaatkan ekosistem bisnis dari masing-masing perusahaan,” kata Trioksa, dalam siaran pers, Minggu (12/6).

 

Tidak hanya itu, kata Trioksa, BTN Syariah dalam dua tahun terakhir sudah mencetak kinerja yang terbilang baik. Pertumbuhan pembiayaan selalu berada di atas industri. Per kuartal I/2022, aset dan pembiayaan BTN Syariah masing-masing, tumbuh 11,08 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) dan 10,88 persen yoy. Dua komponen utama kinerja bank ini tercatat sebesar Rp37,35 triliun dan Rp28,24 triliun.

 

Kendati aset dan pembiayaan tumbuh di atas industri, BTN Syariah masih mengalami pengetatan likuiditas. Per Maret 2022, rasio pembiayaan terhadap simpanan atau financing to deposit ratio (FDR) bank mencapai 100,89 persen. Angka ini naik dari posisi Desember 2021 yang masih berada pada level 94,14 persen.

 

Dengan bergabung dengan BSI, sambung Triojsa, pendanaan perusahaan akan makin baik dan bisa berdampak pada FDR yang stabil dan bisa mengatasi mismatch pembiayaan KPR. Dia juga menilai bahwa BTN Syariah bergabung ke BSI merupakan langkah yang rasional saat ini.

 

Adapun, bank umum konvensional (BUK) yang memiliki UUS harus melakukan spin off atau pemisahan unit usaha pada 2023, sesuai amanat Undang-Undang No. 21 tahun 2008 tentang Perbankan Syariah.

 

Namun, spin off memerlukan permodalan yang kuat karena induk mesti menyediakan modal untuk anak usaha agar UUS berdiri sendiri menjadi bank umum syariah.