EmitenNews.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat 1,36 persen menjadi 8.275. Saham sektor consumer cyclical membukukan kenaikan terbesar, dan saham sektor properti mencatat koreksi terbesar. Optimisme perbaikan ekonomi domestik, dan antisipasi kinerja pasar modal cenderung membaik akhir tahun, mendorong penguatan indeks. 

Meski inflasi domestik Oktober 2025 merupakan level tertinggi sejak April 2024, namun masih dalam kisaran target Bank Indonesia (BI) di level 1,5-3,5 persen. Salah satu indikasi pemulihan konsumsi terlihat dari tren kenaikan inflasi Oktober 2025 ke 2,86 persen YoY, mendekati level tengah dari asumsi APBN 3 persen YoY.

Inflasi diperkirakan terus meningkat dalam level terkendali hingga Desember 2025, sebagai dampak dari kecenderungan peningkatan konsumsi masyarakat. Indeks PMI manufacturing Indonesia Oktober 2025 tercatat meningkat pada level 51.2 dari September 2025 di kisaran 50.4, merupakan kenaikan selama tiga bulan berturut-turut. 

Neraca perdagangan Indonesia kembali membukukan surplus USD4,34 miliar di September 2025, turun dari Agustus 2025 dengan surplus USD5,49 miliar, namun meningkat dari September 2024 di level USD3,18 miliar. Ekspor tumbuh 11,41 persen YoY edisi September 2025, merupakan pertumbuhan tertinggi sejak Februari 2025, didorong pertumbuhan permintaan Tiongkok 12,79 persen. 

Sedangkan ekspor ke Amerika Serikat (AS) juga meningkat 9,08 persen. Secara teknikal, terjadi penyempitan negative slope MACD, dan berpotensi terjadi golden cross. Sementara Stochastic RSI melanjutkan kenaikan di area pivot. Indikator A/D juga mengindikasikan terjadinya akumulasi. 

So, indeks diperkirakan berpotensi melanjutkan apresiasi. Oleh sebab itu, sepanjang perdagangan hari ini Selasa, 4 November 2025, indeks akan menguji level support 8.200, dan posisi resistance di area 8.350. Menilik data itu, Phintraco Sekuritas menyarankan invvestor mengoleksi saham Astra (ASII), Petro (PTRO), Elnusa (ELSA), AKR Corporindo (AKRA), dan Surya Media (SCMA). (*)