EmitenNews.com - Pacific Star Synergy menjadi salah satu pemegang Suparma (SPMA). Itu ditunjukkan dengan memboyong 30,79 juta saham perseroan. Transaksi pembelian telah dilakukan pada 27 Februari 2025. 

Pembelian terjadi dengan kisaran harga Rp276 per saham. Dengan skema harga tersebut, Pacific Star Synergy harus mengeluarkan dana segar senilai Rp8,49 miliar. Dengan demikian, Pacific Star Synergy menguasai 0,976 persen. 

Rupanya, Pacific Star menadahi saham yang dilepas oleh Cathay Utima Investment Pte Ltd. Saat bersamaan, koleksi saham Cathay berkurang 0,976 persen. Tepatnya, menjadi 1,21 miliar eksemplar alias selevel 38,409 persen. 

Kemudian, pengendali perusahaan yaitu Welly, menjual 30.797 saham perseroan. Komisaris perseroan melepas saham untuk kepentingan investasi. Oleh sebaj itu, tabungan saham Suparma dalam pangkuan Welly tersisa 2,56 miliar helai alias setara dengan porsi kepemilikan 81,38 persen. 

Sekadar informasi, PT Gloriajaya Gempita memiliki 31,48 persen saham Suparma. Sari Bumi Indopower memiliki 17,77 persen saham Suparma. Wahana Bumi Indonesia memiliki 3,62 persen saham Suparma. Cathay Utima Investment Pte Ltd memiliki 38,41 persen saham Suparma, dan Pacific Star Synergy memiliki 0,98 persen saham Suparma. 

Sedangkan Welly mengemas 66,25 persen saham Gloriajaya Gempita, 99 persen saham Sari Bumi Indopower, 98 persen saham Wahana Bumi Indonesia, 100 persen saham Cathay Utima Investment Pte Ltd, dan 99,9 persen saham Pacific Star Synergy melalui kepemilikan saham Cathay Utima Investment Pte Ltd. 

”Sehingga secara tidak langsung Bapak Welly memiliki 81,38 persen saham Suparma,” tegas Alberta Angela, Corporate Secretary Suparma. (*)