EmitenNews.com -PT Bank JTrust Indonesia Tbk (BCIC) menggelar rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) yang dihadiri oleh Direktur Utama Ritsuo Fukadai beserta jajaran direksi dan dewan komisaris perseroan. Sejumlah agenda yang dibahas pada RUPST tersebut antara lain adalah persetujuan laporan tahunan direksi tahun buku 2022 termasuk laporan pelaksanaan tugas pengawasan dewan komisaris tahun buku 2022 dan pengesahan laporan keuangan perseroan untuk tahun buku yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2022.

 

Selain itu, persetujuan perubahan susunan pengurus perseroan. Dan laporan realisasi penggunaan dana hasil penawaran umum terbatas II-2022 (PUT II-2022) dalam rangka penambahan modal dengan memberikan hak memesan efek terlebih dahulu (PMHMETD).

 

Direktur Utama J Trust Bank, Ritsuo Fukadai menyampaikan keyakinannya pada kinerja perusahaan di tahun 2023.

 

"Meskipun tahun ini masih akan diliputi oleh tantangan dan ketidakpastian, J Trust Bank optimis dengan prospek usaha ke depannya seiring dengan peningkatan pertumbuhan ekonomi nasional. J Trust Bank akan terus fokus untuk merealisasikan rencana bisnis, mencapai pertumbuhan yang berkelanjutan, dan memberikan kontribusi positif kepada komunitas dan masyarakat," ungkapnya dalam keterangan resmi, Jumat (2/6/2023).

 

Menutup tahun 2022, J Trust Bank mencatat kinerja positif sebesar Rp 86,6 miliar atau tumbuh Rp 532 miliar dari rugi bersih Rp 445,4 miliar pada Desember 2021. Hal ini merupakan fakta yang sangat baik mengingat kondisi sosial ekonomi pascapandemi Covid-19 yang sangat mempengaruhi kinerja industri perbankan selama tahun 2022.

 

Perolehan laba ini didorong oleh pertumbuhan kredit yang selektif dan mengedepankan prinsip kehai-hatian serta pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK).

 

Per Desember 2022 kredit tumbuh sebesar 95 persen menjadi Rp 19,53 triliun dari sebelumnya sebesar Rp 10,01 triliun per Desember 2021. Pada implementasi keuangan berkelanjutan khususnya pembiayaan hijau, J Trust Bank mencatat sebesar Rp 3 triliun telah diberikan kepada kegiatan usaha berkelanjutan atau 15 persen dari total portofolio kredit per Desember 2022.

 

Rasio kredit bermasalah terus menunjukan perbaikan yaitu NPL gross sebesar 3,90 persen tahun 2021 menjadi 1,80 persen tahun 2022 dan NPL net sebesar 2,32 persen tahun 2021 dapat ditekan menjadi 1,31 persen tahun 2022.

 

Sedangkan pada sisi simpanan melalui instrumen tabungan, giro, dan deposito Bank menghimpun DPK sebesar Rp 25,66 triliun atau tumbuh 61 persen dari sebelumnya sebesar Rp 15,95 triliun pada akhir Desember 2021.