EmitenNews.com - Jakarta perlu memperkuat posisinya sebagai kota global. Karena itu, Gubernur Jakarta Pramono Anung mengungkapkan keprihatinannya terhadap penurunan peringkat kota yang dipimpinnya itu, sebagai kota global berdasarkan survei Kearney. Ia ingin meningkatkan kehadiran Jakarta di media internasional untuk memperkuat posisinya sebagai kota global. Targetnya, Jakarta masuk dalam 50 kota global terbaik di dunia.

"Bahkan nanti saya akan menugaskan secara khusus Jakarta ini di media-media internasional, terutama yang berkaitan dengan manajemen internasional, harus tampil dan ada," ucap Gubernur Pramono Anung di Balai Kota Jakarta, Senin (17/3/2025). 

Secara khusus Gubernur Pramono meminta jajaran pemerintah daerah untuk tidak hanya fokus pada kerja sama lokal, tetapi juga membangun hubungan dengan mitra internasional. "Apakah itu sister city, kerja sama-kerja sama yang lainnya. Termasuk dengan lembaga-lembaga internasional, Jakarta harus ada." 

Gubernur Pramono Anung Wibowo juga mengungkapkan keprihatinannya terhadap penurunan peringkat Jakarta sebagai kota global berdasarkan survei Kearney. Saat ini, Jakarta berada di peringkat 74 dari 156 kota global. Padahal pada 2015, Jakarta pernah menduduki peringkat 54. 

Pramono Anung Wibowo menjelaskan bahwa ada beberapa faktor yang menjadi tolok ukur sebuah kota global. Antara lain, daya saing ekonomi, transformasi kelembagaan, kualitas hidup, kemudahan perizinan, serta pelayanan publik yang bermanfaat. 

Seharusnya, daya saing ekonomi Jakarta itu, menurut Pram, bukan menurun tetapi menjadi lebih besar. Karena size ekonomi Jakarta itu menjadi besar. Dibandingkan 2015, Jakarta size ekonominya menjadi lebih besar.

Pramono mengidentifikasi faktor utama yang menyebabkan penurunan peringkat Jakarta adalah kualitas hidup masyarakat. Politikus PDI Perjuangan ini, mempertanyakan siapa yang bertanggung jawab agar kualitas hidup di Jakarta ini menjadi lebih baik?.

“Ya, kita semua. Gubernur, wakil gubernur, pak sekda, wali kota, camat, lurah, para kepala dinas. Semuanya bertanggung jawab," ungkap mantan Sekjen PDIP itu.

Pramono menegaskan perlunya perbaikan dalam pelayanan publik dan kemudahan perizinan. Selain itu, ia juga akan meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) agar warga Jakarta siap bersaing di tingkat internasional. "Sumber daya manusianya yang belum siap untuk bertanding secara internasional. Maka harusnya kita persiapkan secara bersama-sama."

Targetnya, di akhir masa jabatannya, Jakarta bisa masuk dalam 50 kota global terbaik di dunia berdasarkan penilaian Kearney. Mestinya, bisa. Karena, Jakarta pernah menjadi kota nomor 54, pada 2015-2016. 

“Dulu aja bisa, masa sekarang tidak bisa. Fasilitasnya jauh lebih baik, size-nya lebih melengkapi," urai Gubernur Jakarta Pramono Anung Wibowo. 

Seperti diketahui, indeks kota global milik Jakarta memang anjlok ke posisi 74 dari 156 kota di dunia. Data dari Global Cities Index (GCI) yang dikeluarkan oleh lembaga Kearney pada 2023 menunjukkan, posisi tersebut merosot lima peringkat dari 2022 dan tujuh peringkat dari 2021. ***