EmitenNews.com - Produk Cerutu Gayo bermerek dagang Gayo Mountain Cigar (GMC), meramaikan pasaran Galeri Kopi Indonesia, Kampung Kung, Kecamatan Pegasing, Aceh Tengah. Kemunculan produk handmade (bukan pabrikan) itu, bakal menjadi cikal bakal lahirnya industri tembakau lain di daerah Takengon. Itu mengingat makin marak permintaan tembakau Gayo belakangan ini.


Terlebih lagi, secara tradisional, tembakau Gayo cukup dikenal karena aroma, dan cita rasanya. Bahkan, pernah mengalami masa keemasan pada era 1980-an. ”Ini bisa dijadikan sebagai produk unggulan dari Aceh Tengah. Kita terus angkat produk-produk unggulan daerah seperti ini,” tutur Menteri Koperasi dan UKM (MenkopUKM) Teten Masduki didampingi Bupati Aceh Tengah Shabela Abubakar, saat mengunjungi Workshop Gayo Mountain Cigar di Galeri Kopi Indonesia, Takengon, Aceh Tengah, Sabtu (26/2).


Dengan market demand sudah jelas, Teten menyebut cerutu khas Gayo tinggal dipoles dengan penguatan branding, dan perluasan pasar. ”Artinya, produk unggulan Aceh Tengah tidak hanya kopi, dan produk hortikultura, melainkan juga cerutu," jelas Teten.


Untuk perluasan pasar cerutu khas Gayo ini, Menteri Teten mengarahkan untuk bekerja sama dengan Kedutaan Besar Republik Indonesia seluruh dunia. ”Kita harus berani meningkatkan perluasan pasar produk cerutu khas Gayo,” ucapnya.


Sementara itu, pemilik Gayo Mountain Cigar Salmy, mengaku produk cerutu karya tangan dingin perajin sudah menyebar seluruh Indonesia. Bahkan, sudah mulai menembus pasar global di Rumania. ”Rencananya, kita masuki pasar Singapura,” tegas Salmy.


Gayo Mountain Cigar dikerjakan oleh lima orang karyawan. Sedang bahan baku, dipasok kelompok tani (plasma) dengan luas lahan 18 hektare (ha) dari Bener Meriah, Aceh Tengah, dan Aceh Tenggara. "Untuk pengembangan kualitas cerutu, kami masih butuh alat pres, dan pengeringan tembakau,” ulas Salmy.


Soal ciri khas produk, cerutu khas Gayo memiliki aneka aroma, dan rasa. Ada rasa mint, apel, green tea, dan sebagainya. Lalu, dari sisi bentuk, cerutu khas Gayo agak lebih tebal dari cerutu pada lazimnya. ”Kita juga menyebutnya sebagai Cerutu Tulang,” beber Salmy.


Menariknya bilang Salmy, ujung cerutu Gayo itu bisa dijadikan sebagai terapi pengobatan. Yakni, terapi bagi para pecandu narkoba agar terbebas dari ketergantungan narkoba. ”Pihak Badan Narkotika Nasional (BNN) sudah pernah berkunjung ke sini,” aku Salmy.


Selain itu, ujung cerutu Gayo juga bisa dijadikan sebagai masker kecantikan. ”Research and development dari produk cerutu Gayo ini akan terus dikembangkan,” pungkas Salmy. (*)