EmitenNews.com - Pemerintah Indonesia dan Singapura memperkuat kerja sama bilateral. Relasi antarkedua negara ditunjukkan dengan investasi dan pembangunan tiga jembatan. Meliputi, jembatan digital, jembatan infrastruktur, dan jembatan travel bubble. 


Tahun lalu, investasi Singapura mencapai USD9,8 miliar, meningkat 34 persen dibanding besaran investasi Singapura pada 2019. “Investasi Singapura tahun lalu mencapai rekor tertinggi dalam 6 tahun terakhir. Ini menunjukkan hubungan sangat baik antara kedua negara,” tutur Menko Perekonomian Airlangga Hartarto, seperti dikutip dari situs Kemenko Perekonomian, Selasa (16/3).  


Jembatan digital Indonesia dan Singapura diharap terwujud dengan Batam sebagai pusat pengembangan data center dan pusat pengembangan industri digital di Indonesia. Sebagai informasi, pada 2 Maret 2021 lalu telah diresmikan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Nongsa Digital Park di Batam. KEK Nongsa Digital Park diharap menjadi entry point bagi perusahaan teknologi informasi internasional dari Singapura dan mancanegara.


Airlangga berharap KEK Nongsa Digital Park dapat menghemat devisa negara dalam bisnis digital hingga Rp20-30 triliun per tahun. Kontribusi terbesar sektor data center dan pendidikan internasional. Selain itu, Singapura dan Indonesia akan mengutamakan kerja sama pelatihan untuk meningkatkan kompetensi Sumber Daya Manusia (SDM) berbasis Teknologi Informasi.


Sedangkan untuk jembatan infrastruktur akan dimulai dengan pembangunan jembatan Batam-Bintan (Babin) sepanjang 6,4 km pada 2022. Jembatan Babin memudahkan pelaku usaha Bintan mengirimkan produk pertanian ke Batam untuk diekspor ke Singapura atau ke negara lain. Pembangunan jembatan Babin diharap meningkatkan konektivitas Bintan-Batam ke Singapura dan sebaliknya.  


Kerja sama juga akan dilakukan untuk membantu sektor pariwisata melalui Jembatan Travel Bubble (JTB). JTB dimulai dengan disepakati travel arrangement antara Singapura dengan kawasan Batam – Bintan – Karimun (BBK). Travel arrangement memungkinkan para pebisnis dan turis bepergian secara bebas dari kawasan BBK - Singapura dan sebaliknya dengan penerapan protokol kesehatan ketat pada masa pandemi.


Selain pembahasan tiga jembatan, pertemuan juga membahas sejumlah isu. Di antaranya upaya penanganan dan pengendalian Covid-19 masing-masing negara. Kemungkinan kerja sama riset pengembangan vaksin mengantisipasi mutasi virus Covid-19. Kemudian, kerja sama kolaboratif menarik investor industri hilir sektor pertambangan. Di antaranya alumunium, tembaga, dan emas. (Rizki)