Perkuat Struktur Permodalan, Bank BTN (BBTN) Bakal Right Issue dan Terbitkan Obligasi
EmitenNews.com - Bank BUMN yang berfokus pada pembiayaan perumahan, PT Bank Tabungan Negara (Persero)Tbk (BBTN), berencana melakukan aksi korporasi dan sedang memproses rencana penambahan modal dengan skema hak memesan efek terlebih dahulu (PMHMETD) atau rights issue .
Direktur Utama BTN, Haru Koesmahargyo menyampaikan, penerbitan rights issue melalui Penyertaan Modal Negara (PMN) itu masih diproses untuk dilaksanakan pada tahun ini.
"Rencana itu (rights issue) masih di 2022, prosesnya sudah membuat kajian sebagai BUMN dan emiten, kita memperhatikan betul menunggu keputusan pemerintah, rencana masih dalam proses," ungkap Haru.
Sebagai catatan, sebelumnya BTN mengusulkan besaran target dana rights issue senilai Rp 3,3 triliun, lebih rendah dari proyeksi sebelumnya Rp 5 triliun. "Namun dari berbagai audiensi, termasuk dengan Kementerian Keuangan kami mengajukan usulan alternatif dua, di mana rights issue akan diturunkan jadi Rp 3,3 triliun, terdiri dari hak pemerintah 60% sebesar Rp 2 triliun dan publik 40% sebesar Rp 1,3 triliun," kata Haru dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi VI DPR RI, Kamis (9/9/2021).
Dia mengatakan, apabila alternatif opsi kedua ini diambil, maka kapasitas penyaluran KPR yang semula 1,2 juta unit dalam 5 tahun menjadi 1 juta unit dalam 5 tahun. Haru mengatakan, hasil rights issue nantinya akan memperkuat struktur permodalan BTN dengan menjaga rasio CAR di atas minimum regulator pada kondisi yang normal yaitu 15,25%.
"Dana rights issue digunakan sepenuhnya untuk penyaluran kredit, khususnya kredit perumahan. Saat ini BTN memiliki 90% dari total portofolio di perumahan dan 70% adalah KPR, dan ini (dana rights issue) akan digunakan untuk penyaluran KPR selama 5 tahun," bebernya.
Dalam mencari pendanaan, perseroan juga berencana menerbitkan obligasi dengan emisi senilai Rp 1 triliun. Direktur Keuangan, Perencanaan dan Tresuri BTN, Nofry Rony Poetra menyampaikan, penerbitan instrumen surat utang kembali dilakukan pada tahun ini setelah sebelumnya perseroan tidak menerbitkan obligasi sepanjang tahun 2021.
"Penerbitan surat berharga, di 2022 akan rutin menerbitkan obligasi kembali, tahun lalu kita hentikan. Tahun ini kita akan menerbitkan [obligasi] Rp 1 triliun," kata Nofry, dalam konferensi pers, Selasa (8/2/2022).
Rencananya, penerbitan obligasi itu akan dilaksanakan antara kuartal kedua sampai dengan kuartal ketiga tahun ini. Berbarengan dengan rencana right issue yang bakal digelar pada tahun ini juga.
Related News
Harga Miring, Sejahtera Raya Repo 55 Juta Saham IMAS Rp652 per Helai
Melejit 42,98 Persen, SMRA Kuartal III 2024 Raup Laba Rp933,7 Miliar
Diskon! Tencent Lego 251,66 Juta Saham FILM Rp1.200 per LembarĀ
IHSG Ditutup Turun 0,55 Persen, Terseret Sektor dan Saham Ini
Bos GEMA Belum Berhenti Serok Saham, Ada Aksi Korporasi?
Pendapatan Drop 34,7 Persen, RONY Catat Laba Naik di Kuartal III