EmitenNews.com - Daftar saham di bawah Rp50 atau gocap bikin investor pusing tujuh keliling. Pasalnya, dari 65 saham yang ada, tiga di antaranya bertengger di level Rp1 dan bahkan menyandang status suspensi.

Saham-saham yang dimaksud adalah Mitra Komunikasi Nusantara Tbk (MKNT), Sejahtera Bintang Abadi Textile Tbk (SBAT), dan Totalindo Eka Persada Tbk (TOPS). Lantas, bagaimana sebenarnya nasib saham-saham ini? Mari bahas satu per satu.

Mitra Komunikasi Nusantara Tbk (MKNT)

Saham perusahaan perdagangan dan distribusi produk telko ini sudah cukup lama harganya bertengger di Rp1. Kabar terbaru, perseroan telah menyampaikan laporan tahunan 2024.

Dalam laporan itu, harga saham MKNT sudah menjadi Rp1 sejak kuartal IV-2023. Padahal, saat itu perseroan membukukan laba bersih Rp10,89 miliar. Namun setelah itu, Mitra Komunikasi mencatat rugi bersih Rp9,15 miliar pada akhir 2024.

Pada tahun ini, perseroan sebenarnya telah menetapkan target kinerjanya. Rinciannya adalah pendapatan Rp3 miliar, laba kotor Rp1 miliar, dan laba bersih Rp275 juta.

Di sisi lain, manajemen perseroan melalui keterbukaan informasi pada 30 Desember 2025 baru saja mengumumkan pembatalan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Sejatinya, RUPS tersebut akan berlangsung pada 20 Januari 2026.

Sejahtera Bintang Abadi Textile Tbk (SBAT)

Perusahaan tekstil ini merupakan perusahaan yang baru mencatatkan sahamnya di Bursa pada April 2020. Saat itu, dengan kode SBAT, perseroan menawarkan saham perdana Rp105.

Namun kondisi bisnisnya justru memburuk hingga akhirnya dinyatakan pailit. Sejak itu pula, saham SBAT bertengger di level Rp1 dan bertahan hingga sekarang.

Atas kondisi tersebut, Bursa pun melanjutkan status suspensi saham SBAT dengan pengumuman terakhir pada 20 Agustus 2025. Pada tahun ini, manajemen Sejahtera Bintang Textile terakhir kali memberikan keterbukaan informasi pada 17 September 2025.

Dalam keterbukaan informasi tersebut, perseroan menjelaskan perkembangan status pailit yang dialaminya. Di sini, perseroan menjelaskan bahwa seluruh aset sudah dalam penguasaan kurator dan tengah mempertimbangkan langkah yang disiapkan untuk melindungi kepentingan pemegang saham.

Totalindo Eka Persada Tbk (TOPS)

Setali tiga uang, Totalindo juga dalam kondisi tidak baik-baik saja. Perseroan tercatat tengah mengalami gugatan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU) saat sahamnya bertengger di level Rp1.

Tak hanya itu, pada Oktober 2025, Dirut Totalindo Donald Sihombing terjerat kasus korupsi. Berbagai macam kondisi itu pun membuat Bursa memperpanjang suspensi saham TOPS melalui pengumuman pada 5 November 2025.

Meski begitu, Totalindo masih punya komitmen memperbaiki kinerja keuangan dan performa sahamnya. Dalam keterbukaan informasi ke Bursa, saat ini Totalindo tengah memproses penyelesaian laporan tahunan 2024 dan menggelar pembiayaan melalui investor.

Adapun dalam public expose awal tahun 2025, Totalindo menargetkan perolehan kontrak baru Rp500 miliar dan target pendapatan Rp50 miliar.